Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Wednesday, August 7, 2019

Ibu yang Dekat tapi Jauh dan Jauh tapi Dekat

Kalau kau bersedih, kau masih memiliki ibu
yang teduh seperti kiara payung
mewangi bak mawar dan memberimu buah-buah terbaiknya

Namun, bagaimana dengan aku
aku bukan yatim-piatu
aku hanya sebatang kara di antara ribuan orang di dunia
kepada siapa harus kutumpahkan air mata dan sesak di dada?

Redam tangismu dalam sebuah pelukan
bilur-bilur biru dingin nan rincis terhapus dalam sekali belai
sesuatu-sesuatu yang kecil seperti butiran-butiran kalung mutiara
senyumnya, kasih sayangnya, perhatiannya, khawatirnya, ceriwisnya
menyapu abu-abu muram dari pandang sejarahmu

Bagaimana pula aku dan mereka yang jauh dari ibu sejak dalam hati?
kau tak mengerti kesepianku tanpa seorang ibu...
kesepianku yang tak dimengerti sekelilingku
bisa kuhimpun kaum kerabatku dalam beberapa jam saja
tapi mereka buta, bisu, dan tuli terhadapku
berbicara pada mereka seperti mengobrol dengan bocah debil

Aku telah bukan bagian dari dunia ketika ibu hilang dari citraku
tanpa uluran tangannya, dunia tidak mengulurkan tangan padaku
mengapa aku jauh tidak secara fisik, tapi secara mental?
setiap kali harus menderita dalam pertemuan yang tak habiskan rindu
berbincang dalam topik yang tak lahirkan ikatan
darah yang sudah berikatan, tapi asing dalam benak
sejak itu aku jugalah asing pada jagadku sendiri—jagadku menyenyat

kau lengkap selengkap-lengkapnya dengan seorang ibu
tinggalkan aku menangis melihat kalian bermesraan dengan mereka
cuaikan aku di sini dan jangan pernah lihat lagi
aku senang menjadi cengeng dan penangis
aku girang membiarkan hatiku tersayat
itu semua menghibur sunyi malam-malamku dan sepi teriris
sendu menghibur senduku dengan sendunya
dia menjadi kekasihku satu-satunya

19.50.07.08.2019

No comments:

Post a Comment