Bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan EYD. Kita sebagai pelajar seekaligus warga Negara Indonesia harus bangga menggunakan bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia. Tapi kenyataannya di negara kita banyak
pelajar yang kurang memahami arti arti bahasa baku,
sehingga pelajar kurang berminat untuk menggunakannya, itu terlihat dari
keseharian mereka yang senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa baku.
MINIMNYA MINAT PELAJAR MENGGUNAKAN BAHASA BAKU YANG BAIK DAN BENAR
M A K A L A H
Disusun Guna Melengkapi
Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Akhir Semester
Guru Pembimbing :
........................................
Disusun Oleh :
ARIK SETIANI
Kelas XI
MADRASAH ALIYAH ....................................
LAHAR – TLOGOWUNGU –
PATI
Tahun Pelajaran .............................
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Bissmillahirrohmanirrohim
Puj syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat berkat rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Minimnya Minat Pelajar
Menggunakan Bahasa Baku Yang Baik dan Benar guna memenuh tugas Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia.
Shalawat beserta salam semoga selalu
tercurah untuk junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga dan
sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang
mulia.
Pada kesempatan ini, penulis tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu :
1. ..................................................................
2. ..................................................................
3. ..................................................................
4.
Pihak-pihak lain yang tidak
bisa disebtkan satu persatu.
Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
mohon dari para pembaca.
Akhirnya, penulis berharap semoga
keberadaan makalah ini dapat bermanfaat.
Wabillahi taufik walhidayah
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
..............................................
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii
PENDAHULUAN
- Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
- Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 1
- Manfaat Penulisan ………………………..………………………………………. 1
PEMBAHASAN
- Bahasa Indonesia Baku …..……………………………………………………... 2
1.
Keberagaman Dalam Penggunaan
Bahasa Indonesia (Tidak Baku)
2.
Pengertian Bahasa Baku
…………………………………………………….
3.
Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar ………………………..
-
Bahasa Indonesia yang Indah
…………………….
-
Bahasa Indonesia yang Benar
…………………………………….
- Minimnya Penggunaan Bahasa Baku …….…………..…………………..…..... 5
- Menanamkan Minat Penggunaan Bahasa Baku Pada Generasi
Muda (Pelajar) …………………………………………………………….….…
6
Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan EYD. Kita sebagai pelajar seekaligus warga Negara Indonesia harus bangga menggunakan bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia. Tapi kenyataannya di negara kita banyak
pelajar yang kurang memahami arti arti bahasa baku,
sehingga pelajar kurang berminat untuk menggunakannya, itu terlihat dari
keseharian mereka yang senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa baku.
Memang tidak bisa
dipaksakan pelajar harus menggunakan bahasa baku dalam kesehariannya di lingkungan
sekolah maupun perguruan tinggi, karena mereka lebih senang menggunakan bahasa
daerah mereka masing - masing.
Sebagai bahasa
nasional dan bahasa mereka ( Negara ), usia bahasa Indonesia sudah lebih separuh
abad. Jika dianalogikan dengan kehidupan
manusia dalam rentan usia
tersebut mestinya sudah mampu mencapai tingkat “ kematangan
“ dan “ kesempurnaan “ hidup,
sebab sudah banyak merasakan liku - liku dan pahit getirnya perjalanan
sejarah. Namun seiring bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang
banyak masalah, pertanyaan bernada pesimispun bermunculan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
permasalahan di atas, kelompok kami akan berusaha mengemukakan permasalahan
sebagai berikut :
1.
Apakah bahasa baku itu ?
2.
Apakah penyebab kurangnya minat pelajar
dalam menggunakan bahasa baku ?
3.
Bagaimana upaya untuk meningkatkan
minat pelajar menggunakan bahasa baku
?
Dengan adanya
pembatasan makalah ini, penulis berharap agar permasalahan akan dapat dibahas
dengan detail.
C. TUJUAN PENULISAN
Agar kita lebih
memahami apa itu bahasa baku dan mengetahui
sebab - sebab mengapa para generasi muda pada umumnya dan di kalangan pelajar
pada khususnya kurang berminat menggunakan bahasa baku,
serta mengetahui bagaimana cara meningkatkan minat penggunaan bahasa baku di kalangan pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
- BAHASA INDONESIA BAKU
a.
Keberagaman Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia (Tidak Baku)
Sebagai bahasa yang hidup, bahasa
Indonesia telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan
masyarakat pemakainya. Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia dan
keanekaragaman penuturnya serta cepatnya perkembangan masyarakat telah
mendorong berkembangnya berbagai ragam bahasa Indonesia dewasa ini. Kenyataan
bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat penutur yang
berbeda latar belakangnya baik dari segi geografis maupun dari segi sosial
menyebabkan munculnya berbagai ragam kedaerahan ( ragam regional ) dan sejumlah
ragam sosial. Untuk itu perlu
direkonstruksi kembali agar penggunaan bahasa Indonesia yang baku menemukan kembali bentuknya setelah
terkontaminasi seiring bergulirnya waktu. Dalam hal ini perlu kita kenali lebih lanjut
apa itu bahasa yang baku, karena dewasa ini penggunaan bahasa yang tidak baku
telah menginterferensi bahasa Indonesia, bukan hanya dalam percakapan sehari -
hari melainkan telah merambah ke media - media masa baik cetak maupun
elektronik, yang seharusnya melalui wahana ini bahasa Indonesia yang notabene
adalah bahasa persatuan dijadikan sebagai unsur utama. Bahkan yang lebih ironis
lagi adalah ada pejabat ataupun orang - orang penting di negeri ini yang
berbicara menggunakan bahasa yang jelas - jelas tidak baku di depan di saran
televisi dan disaksikan oleh jutaan penduduk Indonesia, lalu siapa lagi yang
akan diharapkan bisa mendidik para generasi muda tentang penggunaan bahasa
Indonesia yang baku kalau bukan dimulai dari diri kita sendiri.
b.
Pengertian Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bahasa yg dijadikan norma
pemakaian bahasa yang benar. Kaidah standar bahasa baku ada tiga yaitu : EYD, Tata Bahasa Baku
dan Kamus Umum.
Pembakuan bahasa
mencakup 3 hal :
- Pengucapan
Pembakuan bahasa lisan lebih sulit daripada tulisan, sebab dalam
bahasa lisan banyak Terpengaruh bahasa asing / daerah
Contoh :
Kalau kita meminta seseorang mengambilkan sesuatu, dalam kehidupan
sehari -hari kita akan mengatakan " Tolong ambilin...", padahal seharusnya " Tolong
ambilkan..."
- Penulisan
Pembakuan bahasa tulis dapat dibantu dengan KBBI & EYD, jadi
tidak terlalu sulit.
- Struktur
Yang dimaksud dengan struktur adalah susunan atau urutan.
Contoh :
Saya akan mendidik itu anak agar mengenal disiplin. Seharusnya :
Saya akan mendidik anak itu agar mengenal disiplin.
Ciri - ciri bahasa baku
a)
Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
Tidak baku :
ape, bokap, nggak
Baku : apa, bapak, tidak
Baku : apa, bapak, tidak
b)
Bukan merupakan bahasa
percakapan.
Tidak
baku : Kenapa, ntar
Baku : Mengapa, nanti
Baku : Mengapa, nanti
c)
Pemakaian imbuhan secara
eksplisit.
Tidak
baku : Ia kerja keras
Baku : Ia bekerja keras
Baku : Ia bekerja keras
d)
Pemakaian yang sesuai dengan
konteks kalimat.
Tidak
baku :
lebih besar dari
Baku : lebih besar daripada
Baku : lebih besar daripada
e)
Tidak rancu
Tidak
baku :
barusan
Baku : baru saja
Baku : baru saja
f)
Tidak mengandung makna
berlebihan.
Tidak
baku :
para hadirin, zaman dahulu kala
Baku : hadirin, zaman dahulu
Baku : hadirin, zaman dahulu
g)
Tidak berlebihan dalam
kesalahan penulisan
Tidak
baku :
insyaf, syaraf,ahir
Baku : insaf, saraf, akhir
Baku : insaf, saraf, akhir
h)
Sesuai kaidah kebahasaan.
Tidak baku :
Disekolah, di ambil
Baku : Di sekolah, diambil
Dan inilah contoh - contoh kata TIDAK BAKU lainnya:
Apotik Ijin Ijasah Atlit
Silahkan Sepedah Jaman Nopember
Dirubah Hipotesa Analisa Diagnosa
Jum'at Aktifitas Kreatifitas Mamah
Baku : Di sekolah, diambil
Dan inilah contoh - contoh kata TIDAK BAKU lainnya:
Apotik Ijin Ijasah Atlit
Silahkan Sepedah Jaman Nopember
Dirubah Hipotesa Analisa Diagnosa
Jum'at Aktifitas Kreatifitas Mamah
dan masih banyak lagi.
Sedangkan kata-kata BAKU:
Apotek Izin Ijazah Atlet
Silakan Sepeda Zaman November
Dirubah Hipotesis Analisis Diagnosis
Jumat Aktivitas Kreativitas Mama
Silakan Sepeda Zaman November
Dirubah Hipotesis Analisis Diagnosis
Jumat Aktivitas Kreativitas Mama
c.
Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Kurangnya pemahaman terhadap variasi
pemakaian bahasa berimbas pada kesalahan penerapan berbahasa. Secara umum dan
nyata perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan tempat
berbahasa. Tolok ukur variasi pemakaian
bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter
situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma yang berlaku
dan sesuai dengan kaidah - kaidah bahasa Indonesia (Sugono, 1994 : 8)
1.
Bahasa Indonesia yang baik
Bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan noma kemsyarakatan yang
berlaku. Misalnya dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi,
pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa
Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar,
dan pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan
formal yang selalu memperhatikan norma bahasa.
2.
Bahasa Indonesia yang benar
Bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah ejaan,
kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan
paragraph, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan
cermat, kaidah pembentukan kata ditatati secara konssiten, pemakaian bahasa
dikatakan secara benar. Sebaliknya jika
kaidah - kaidah bahasa kurang ditaati, pemakaian bahasa itu dianggap tidak
benar atau tidak baku.
Hymes (1974) dalam Chaer (1994:63) mngatakan bahwa suatu komunikasi dangan
menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur yang diakronimkan menjadi
SPEAKING, yakni :
a)
Seetting and Scene, yaitu unsur
yang berkenaan dengan tempat dan waktu
terjadinya percakapan. Contohnya,
percakapan yang terjadi di kantin
sekolah pada waktu istirahat tentu berbeda dengan yang terjadi di kelas ketika pelajaran berlangsung
b)
Particpant, yaitu orang-orang
yang terlibat dalam percakapan. Contohnya : antara karyawan dengan
pimpinan. Percakapan antara karyawan dan pimpinan ini tentu berbeda
kalau partisipannya bukan karyawan dan
pimpinan, melankan antara karyawan dengan karyawan.
c)
Ends, yaitu maksud dan hasil percakapan. Misalnya, seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Indonesia
secara menarik, tetapi hasilnya
sebaliknya, murid-murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa.
d)
Act Sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dari isi percakapan. Misalnya dalam kalimat :
1.
Sinta berkata dalam hati, “Semoga
aku diterima di pergurua tinggi negeri
“.
2.
Sinta berkata dalam hati,
semoga dia diterima di prguruan tinggi negeri.
Perkataan “semoga aku diterima di perguruan tinggi negeri” pada
kalimat (1) adalah bentuk percakapan, sedangkan kalimat (2) adalah contoh isi
percakapan.
e)
Key, yaitu menunjuk pada cara
atau semangat dalam malaksanakan percakapan.
f)
Instrumentalities, yaitu yang
menunjuk pada jalur percakapan apakah secara
lisan atau bukan.
g)
Norm, yaitu yang menunjuk pada
norma perilaku peserta percakapan.
h)
Genres, yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam
bahasa yang digunakan
- MINIMNYA PENGGUNAAN BAHASA BAKU
Penggunaan bahasa
tidak baku
sudah tidak bisa lagi dibendung keberadaannya.
Mulai dari media sebagai tonggak pengarah masyarakat, apa yang diungkap media itulah yang akan
diikuti masyarakat, terutama masalah kebahasaannya yang sering kali memakai
bahasa asing ataupun bahasa gaul untuk menarik perhatian masa agar tertarik
pada apa yang ditawarkan media tersebut.
Pada kenyataannya
hanya sebagian saja dari seluruh orang Indonesia
yang peduli dengan hidup matinya bahasa Indonesia,
terlebih lagi penggunaan bahasa yang baku.
Sebagiannya lagi memilih tidak peduli. Sebagai warga negara Indonesia, kita selayaknyalah peduli dengan
kehidupan dan perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dewasa ini,
pemakaian bahasa Indonesia yang baku
baik dalam kehidupan nyata maupun dalam dunia film mulai bergeser digantikan
dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Dengan
memakai bahasa gaul tersebut, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan
orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah karena bahasa
gaul tersebut sebenarnya sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah
satu bahasa daerah di Indonesia.
Antara bahasa Indonesia dan
bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa
daerah di Indonesia
dan bahasa asing.
- MENANAMKAN MINAT PENGGUNAAN BAHASA BAKU PADA GENERASI MUDA ( PELAJAR )
Sehubungan dengan
semakin maraknya penggunaan bahasa gaul ( tidak baku ) yang digunakan oleh
kalangan pelajar dan sebagian masyarakat Indonesia modern, perlu adanya
tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
Berkaitan dengan
pemakaian bahasa tidak baku
dalam dunia nyata dan fiksi yang menyebabkan interferesi ke dalam bahasa
Indonesia dan pergeseran bahasa Indonesia tersebut di atas, ada hal-hal yang
perlu dilakukan.
Pertama, menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini (pelajar) bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus kita utamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul ( tidak baku ). Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di negara kita. Sebagai contoh, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Kebahasaan.
Pertama, menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini (pelajar) bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus kita utamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul ( tidak baku ). Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di negara kita. Sebagai contoh, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Kebahasaan.
Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh bangsa Indonesia dengan penggunaan bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat tersebut, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat dilakukan di rumah, sekolah, dan di masyarakat.
Ketiga, pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Dengan penggunaan bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan bahasa Indonesia seperti para idola mereka tersebut.
Keempat, meningkatkan pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa
dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan
monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan
artikel dan makalah, dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita
pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia
tersebut, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia
mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
- Simpulan
Dari pemaparan di atas, dapat ditarik
beberapa simpulan penting terkait dengan kriteria bahasa Indonesia yang baku,
dan korelasi antara aktivitas apa saja yang sangat berpengaruh terhadap
penurunan ataupun peningkatan minat pelajar menngunakan bahasa Indonesia yang
baku. Secara terperinci dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1.
Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat penutur yang berbeda
latar belakangnya baik dari segi geografis maupun dari segi
sosial menyebabkan munculnya berbagai ragam kedaerahan ( bahasa
tidak baku )
2.
Bahasa baku adalah bahasa yg dijadikan norma
pemakaian bahasa yang benar. Kaidah standar bahasa baku ada tiga yaitu : EYD, Tata Bahasa Baku
dan Kamus Umum.
3.
Penggunaan bahasa tidak baku sudah tidak bisa lagi
dibendung keberadaannya. Mulai dari
media sebagai tonggak pengarah generasi muda dan masyarakat, apa yang diungkap media itulah yang akan
diikuti masyarakat,
4.
Guna untuk meningkatkan minat
berbahasa Indonesia yang
baik dan benar (baku) perlu adanya langkah nyata
dari berbagai pihak, mulai dari
pemerintah yang harus menegaskan penggunaan bahasa baku di media masa sampai pengajaran -
pengajaran ekstra di lembaga - lembaga pendidikan.
- Saran
Sebaiknya kita sebagai pelajar (generasi muda), harus
membiasakan diri bersosialisasi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar (bahasa baku), agar generasi setelah kita tidak terlampau jauh menyimpang
dalam bahasa santai (gaul), untuki itu sebaiknya Pemerintah menghimbau kepada
para produser film, pengarang buku, media masa dan lain-lain. Agar mau
menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
www.pusatbahasa.diknas.go.id./laman..., diakses tanggal 18 Januari 2010
pukul 11.00 WIB
Shokodouofsastra.multiply.com
, diakses 18
Januari 2010 pukul 11.15 WIB.
Alwi, Hasan,
dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
No comments:
Post a Comment