TAKSONOMI BLOOM
DALAM DESAIN PEMBELAJARAN PAI
GUNA MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH
PERENCANAAN SISTEM
PENGAJARAN PAI
DOSEN PENGAMPU : ...............................
DISUSUN OLEH :
NAMA : ………………..
NIM : …………………
UNIVERSITAS ………………………
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWt yang telah melimpahkan
rahmat-NYA kepada kami sehingga makalah ini selesai tanpa ada halangan sesuatu
apapun. Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami pada dunia pendidikan
dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah “Perencanaan Sistem Pengejaran PAI ” Dalam proses pendalaman materi
Taksonomi Bloom ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
1.
Ayah bunda tercinta yang telah
mencurahkan kasih sayangnya kepada anak anaknya. sungguh segala darma baktiku
tidak layak disejajarkan dengan ketulusan mereka berdua
2.
Dosen pembimbing………..
3.
Teman-teman di kampus Unwahas
terimakasih atas saran dan diskusinya
4.
Dan kepada teman-teman yang tak
mungkin bisa saya sebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT membalas amal perbuatan kita semua
dan mengampuni dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Penulis sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik konstruktif dari
semua pihak sangat kami harapkan.Demikian makalah ini saya buat semoga
bermanfaat.
Pati,
Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang .................................................................................. 1
- Rumusan Masalah ............................................................................. 2
- Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian Teori dan Model Pembelajaran ....................................... 3
- Peran Taksonomi Bloom Dalam Desain Pengajaran PAI ................. 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Desain pembelajaran dapat dimaknai
dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai
sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan
ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam
skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan
kompleksitas.
Desain pembelajaran sebagai proses.
merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan
menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu
pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya
adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji
coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembela.jarannya. [1]
Untuk itulah perlu adanya cara atau
metode untuk menjawab tangtangan – tantangan yang muncul seiring dengan
berkembangnya waktu, maka muncullah cara atau metode yang disebut perencanaan
dan desain pembelajaran yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar
mengajar, dan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama islam.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa pengertian teori dan model
pembelajaran itu ?
2.
Bagaimana peran Taksonomi Bloom
dalam desain pengajaran PAI ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian
teori dan model pembelajaran itu ?
2.
Untuk mengetahui
peran Taksonomi Bloom dalam desain pengajaran PAI ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Teori dan Model
Pembelajaran
Untuk memahami
teori dan model pembelajaran perlu dipahami pengertian teori dan model. Pada
bagian ini akan dipelajari tentang pengertian teori dan model agar pembaca
dapat memilih teori dan model secara tepat.Apakah Teori? Dorin, Demmin, dan
Gabel (1990) menjelaskan beberapa pengertian teori yang meliputi ; Suatu teori
menyajikan penjelasan umum berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam jangka lama;
Suatu teori menjelaskan dan meramalkan perilaku. Suatu teori tidak dibangun
dalam keraguan. Suatu teori dapat dimodifikasi. Kebanyakan teori tidak dapat
dibuang seluruhnya bila diuji kembali, tetapi teori dapat diterima dalam waktu
yang lama kemudian menjadi usang dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya
sehingga tidak diterima lagi.[2]
Menyimak
pengertian teori di atas, pemilihan teori yang digunakan dalam pembelajaran
perlu dilakukan secara cermat dan tepat. Penentuan teori dalam pembelajaran
sangat penting karena dapat mewujudkan keberhasilan yang lebih nyata. Dengan
memilih dan menggunakan teori, seorang guru dapat lebih berkomunikasi secara
universal bersama guru lainnya dari sekolah mana pun, karena penyusunan teori
telah diuji kebenarannya dalam waktu yang lama dan di berbagai tempat di
belahan dunia ini. Penerapan suatu teori tidak dapat dipaksakan bila keadaan
sangat tidak memungkinkan. Adalah hal yang tidak bijaksana apabila kita
menerapkan teori hanya karena teori itu sendiri atau demi keterlaksanaan teori
sebagai alasan akademis. Alasan praktis juga perlu digunakan untuk menentukan
dan menerapkan teori dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat
dicapai secara lebih efisien. Dalam desain pembelajaran dikenal dasar teori
meliputi teori behavioris, kognitif, dan konstruktif.[3]
Apakah Model ?
Sebuah model merupakan gambaran
mental yang membantu kita untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas terhadap
sesuatu yang tidak dapat dilihat atau tidak dialami secara langsung (Dorin,
Demmin, dan Gabel, 1990) Model dapat berupa skema, bagan, gambar, dan tabel.
Model menjelaskan keterkaitan berbagai komponen dalam suatu pola pemikiran yang
disajikan secara utuh. Model dapat membantu kita melihat kejelasan keterkaitan
secara lebih cepat, utuh, konsisten, dan menyeluruh. [4]
Teori
Dasar-Behavioris, Kognitif, dan Konstruktif
Secara umum
dikenal teori-teori mendasar yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Kurikulum
apa pun tidak dapat menganut salah satu teori secara utuh dengan mengabaikan
teori dasar lainnya. Suatu teori tentang ilmu sosial termasuk pendidikan dapat
mempunyai kekuatan dan kelemahan. Oleh karena itu, teori dapat saling
melengkapi dan saling menguatkan. [5]
Behavioris
Behavioris
berdasarkan pada perubahan perilaku. Behavioris menekankan pada pola perilaku
baru yang diulang-ulang sampai menjadi otomatis. Teori behavioris dalam belajar
telah dikenal sejak Aristoteles mengemukakan bahwa 'ingatan' selalu difokuskan
pada keterkaitan yang dibuat antara berbagai kejadian, misalnya cahaya dan
petir. Pelopor teoiri behavioris yang terkenal adalah Pavlov, Watson.
Thorndike, dan Skinner. Kognitif
Kognitif
merupakan teori yang, berdasarkan proses berpikir di belakang perilaku.
Peruhahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang
terjadi dalam otak peserta didik.
Pelopor teori kognitif yang terkenal adalah Jean Piaget.
Pelopor teori kognitif yang terkenal adalah Jean Piaget.
Model Pembelajaran
Menurut Ryder (2003), model seperti
mitos dan metafor, dapat membantu kita memahami sesuatu. Apakah model itu
diturunkan oleh seseorang atau merupakan hasil dari penelitian, setiap model
menawarkan pemahaman tertentu secara lebih mudah.
Model Penomenologi
Model ini menekankan pada
pengalaman-pengalaman pemrosesan informasi yang perlu diupayakan dalam kegiatan
belajar peserta didik. Model Komparasi
Model komparasi mengabungkan model
behavioris, kognitif, dan konstruktif dalam suatu kerangka pemikiran. Model
komparasi ini tidak mengotak-ngotakkan secara tegas untuk kemudian memilih
salah satu secara terpisah, tetapi menentukan kombinasi yang tepat untuk aplikasi
yang sesuai dengan keadaan dan konteksss pembelajaran.[6]
2.
Peran Taksomo Bloom Dalam
Desain Pengajaran PAI
Pada tahun
1950-an Benyamin Bloom memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli psikologi
dalam menganalisis perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal
dengan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku
belajar yang berkaitan dan saling melengkapi (overlapping). Ketiga kategori ini
disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. [7]
Ranah Kognitif
Bloom
menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari pengetahuan sederhana
atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan paling rendah ke
penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang
paling tinggi. Berikut adalah tingkatan yang dimaksud:[8]
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Penilaian
Ranah Afektif
Taksonomi
Krathwohl dalam ranah afektif adalah yang paling populer dan banyak digunakan.
Krathwohl mengurutkan ranah afektif berdasarkan penghayatan. Penghayatan
tersebut berhubungan dengan proses ketika perasaan seseorang beralih dari
kesadaran umum ke penghayatan yang mengatur perilakunya secara konsisten
terhadap sesuatu. Berikut urutan ranah yang dimaksud oleh Krathwohl:
1)
Penerimaan.
2) Penanggapan
3)
Perhitungan
atau penilaian
4) Pengaturan atau pengelolaan
5)
Bermuatan
nilai
Ranah Psikomotor
Anita Harrow mengelola taksonomi
ranah psikomotor menurut derajat koordinasi yang meliputi koordinasi
ketaksengajaan dan kemampuan yang dilatihkan. Taksonomi ini dimulai dengan refleks
yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan saraf otot yang lebih kompleks
pada tingkatan tertinggi. Hierarki ranah psikomotor yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Gerakan refleks, merupakan tindakan yang
ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Contoh: merentangkan,
memperluas, melenturkan, meregangkan, dan menyesuaikan postur tubuh dengan
keadaan.
2)
Gerakan
dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang berbentuk berdasarkan campuran
gerakan refleks dan gerakan yang lebih kompleks. Hasil belajarnya sesuai dengan
contoh berikut. Contoh kata kerja: berlari, berjalan, mendorong, menelikung,
menggenggam, mencengkram, mencekal, merengut, menyambar, memegang, merebut,
menggunakan, atau memanipulasi.
3)
Gerakan
tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang
membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Hasil belajarnya
merupakan kewaspadaan berdasarkan perhitungan dan kecermatan. Contoh: waspada
(awas), kecermatan melihat, mendengar dan bergerak, atau ketajaman dalam
melihat perbedaan, misalnya pada gerakan terkoordinasi, seperti meloncat,
bermain tali, menangkap, menyepak, dan mengalah.
4)
Kegiatan
fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental,
ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara. Hasil belajarnya sesuai
dengan contoh berikut. Contoh: semua kegiatan fisik yang memerlukan usaha dalam
jangka panjang dan berat, pengerahan otot, gerakan sendi yang cepat, serta
gerakan yang cepat dan tepat.
5) Komunikasi tidak berwacana, merupakan
komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi
mimik muka sampai dengan gerakan koreografi yang rumit.
Perbaikan Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom sebagai wahana
untuk memahami cara berpikir peserta didik telah dikenal dan digunakan sejak
tahun 1950-an sampai sekarang. Pada tahun 1990-an, Lori Anderson yang merupakan
murid dari Benyamin Bloom memimpin suatu kelompok kerja untuk memperbaiki
taksonomi Bloom dalam menghadapi abad 21. Hasil dari pekerjaan tim yang dipimpin
oleh Anderson ini adalah perubahan signifikan pada perbaikan struktur ranah
kognitif yang dapat dilihat sebagai berikut:
Taksonomi Bloom
Taksonomi Perbaikan Anderson
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Penilaian
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Menciptakan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Penilaian
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Menciptakan
Perbaikan
penting yang dikemukakan Anderson adalah perubahan dari kata benda ke kata
kerja. Perubahan ini disebabkan taksonomi perlu mencerminkan berbagai bentuk
atau cara berpikir dalam suatu proses yang aktif. Dengan demikian penggunaan
kata kerja lebih sesuai daripada kata benda.
Keenam kategori
diubah menjadi kata kerja, kemudian beberapa subkategori juga mengalami
perbaikan dan perubahan. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan cara
berpikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan suatu proses
berpikir tingkat awal.
Pemahaman
diperbaiki menjadi memahami, kemudian sintesis diubah menjadi menciptakan yang
menunjukkan proses berpikir pada masing-masing kategori. Akibatnya urutan dari
taksonomi juga berubah seperti tampak di atas. Menilai ditempatkan setelah
menganalisis kemudian ditempatkan menciptakan sebagai pengganti sintesis. Hal
ini dilakukan untuk menempatkan hierarki dari proses berpikir yang paling mudah
ke proses penciptaan yang Iebih rumit dan sulit. Pendapat ini cukup masuk akal,
karena seseorang akan sulit untuk menciptakan sesuatu sebelum mampu menilai
sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.[9]
KESIMPULAN
1. Suatu teori menyajikan penjelasan umum
berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam jangka lama, Suatu teori
menjelaskan dan meramalkan perilaku. Suatu teori tidak dibangun dalam keraguan.
Suatu teori dapat dimodifikasi
2. Sebuah model merupakan gambaran mental yang
membantu kita untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas terhadap sesuatu
yang tidak dapat dilihat atau tidak dialami secara langsung
3. Model
Pembelajaran ada dua jenis :
a)
Model Penomenologi
Model ini menekankan pada
pengalaman-pengalaman pemrosesan informasi yang perlu diupayakan dalam kegiatan
belajar peserta didik. Model Komparasi
b) Model komparasi
Mengabungkan model behavioris,
kognitif, dan konstruktif dalam suatu kerangka pemikiran.
4. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori
perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi (overlapping). Ketiga
kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
DAFTAR
PUSTAKA
Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta:rajawali Press 2009.
http://zuhairistain.blogspot.com/2009/04/pengertian-desain-pembelajaran_16.html...
http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/01/ranah-kognitif-bloom-6-tingkatan.html#ixzz1uFNFt8Sv
No comments:
Post a Comment