Dewasa ini, di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, menjadi yang paling unggul, tidak jarang diantara mereka salimg menjatuhkan satu dengan yang lain. Menghalalkan segala cara demi menjadi yang nomor satu. Manusia hanya memikirkan kesenangan duniawiyah, ia terlena dengan gemerlapnya dunia yang fana hingga melupakan urusan ukhrowiyyahnya
Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia.
KEMANDIRIAN
M A K A L A H
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makul
NDSA
Dosen Pengampu : .....................................
Disusun
Oleh :
1. ............................
2. ..........................
3. ..........................
Sekolah Tinggi .........................
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji
dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir jaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
yang berjudul “Kemandirian” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk
kita khususnya sebagai mahasiswa yang berada di jurusan Pendidikan Agama Islam.
Banyak sekali penomena-penomena yang terjadi di masyarakat terkait masalah
psikologi. Untuk itu kita sebagai mahasiswa yang berfungsi sebagai pengabdi di
masyarakat harus dapat memberikan pengarahan agar masyarakat lebih mengenal dan
memahami dari bab yang kami bahas ini.
Selanjutnya,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Pati, November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………….…. ii
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………..………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
………………………………………………….……………….
. 1
- Rumusan
Masalah
…………………………………………………….…………
1
- Tujuan
Penulisan ………………………………………………………….……
2
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian
Sholih ………………………. ………………………………………….
3
- Pengertian
Akrom ………………………………………….…………….………... 6
- Kriterian
Insan yang Sholih dan Akrom …... ………………………………………. 6
- Pengertian
Kemandirian ………………………… ………………………………... 8
- Nilai
Dasar Sholih Akrom Kemandirian …………………………………………. 9
BAB III KESIMPULAN / PENUTUP …………………………………………….
…. 10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, di era
globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat semua orang
berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbaik, menjadi yang paling unggul, tidak jarang diantara mereka salimg menjatuhkan
satu dengan yang lain. Menghalalkan segala cara demi menjadi yang nomor satu.
Manusia hanya memikirkan kesenangan duniawiyah, ia terlena dengan gemerlapnya
dunia yang fana hingga melupakan urusan ukhrowiyyahnya
Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang
kehidupan manusia. Terutama bagi peserta didik yang memang dicetak sebagai
penggerak bangsa masa depan. Jadi seorang peserta didik harus tertanam sikap kemandirian
guna menjadi insane yang berguna bagi masyarakat dengan kemampuan sendiri.[1]
Untuk itu, dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang
manusia Sholikh dan akram yang memiliki kemandirian. Dengan harapan
semoga kita dapat mengetahui dan menjalani kehidupan yang lurus dan benar
menurut jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah melalui para utusan.
2.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini
penulis membatasi pembahasan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian sholih ?
2. Apa Pengertian akrom ?
3. Kriteria insan sholih akram ?
4. Apa pengertian kemandirian ?
5. Bagaimana nilain dasar insan sholih akram yang
memiliki kemandirian ?
3.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian sholih
2. Untuk
mengetahui pengertian akram
3. Untuk
mengetahui criteria insane sholih akram
4. Untuk
mengetahui pengertian kemandirian
5. Untuk
mengetahui nilai dasar insane sholih
akram yang memiliki kemandirian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sholih
Seperti yang telah kita ketahui, kata Sholih itu
berasal dari bahasa arab. Secara epitimologi sholih itu baik. Sedangkan secara
terminologi sholih itu adalah sifat-sifat baik yang dimiliki oleh seseorang.[2].
Kesholihan itu sendiri ada 2, yaitu kesholihan pribadi dan kesholihan sosial.
Sebelum kita sholih dalam kehidupan sosial kita harus mensholihkan diri sendiri.
Dalam agama islam dikenal yang namanya amalan-amalan
sholih, diantaranya adalah membaca Alquran, berdzikir, sholat, puasa, mencari
ilmu yang manfaat, tadabbur, tafakkur, dsb. Asalkan perbuatan itu bermanfaat
maka bisa disebut sebagai amal sholih. Misalnya belajar supaya bisa mengerjakan
ujian. Jika amalan seperti itu diniatkan karena Allah, meskipun amalan itu
amalan dunia maka bisa menjadi amalan akhirat. Dan mendapatkan pahala dari
Allah SWT.
Sholih juga dapat diartikan sebagai individu yang mempunyai
kesalehan horisontal, mampu membaca tanda-tanda zaman dan sekaligus mampu
mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman[3].
Di dalam bahasa arab, kata sholih memiliki arti yang
bervariasi, tergantung penerapan dan konteks yang berlangsung. Diantara makna
kata sholih adalah baik, benarm, selamat, pintar dll. Penerapan makna-makna ini
tergantung dengan siyahul kalam.
Adapun diantara ciri-ciri orang yang sholih adalah
sebagai berikut:
a. Salimul ‘Aqidah
Salimul
‘aqidah artinya keimanan yang lurus atau kokoh. Aqidah atau keimanan kepada
Allah merupakan fondasi bangunan keislaman. Apabila fondasi keimanan itu kuat,
insya allah amaliah keseharian pun akan istiqamah (konsisten), tahan uji, dan
handal. Keimanan itu sifatnya abstrak, karenanya, untuk mengetahui apakah iman
itu kokoh ataukah masih rapuh, kita perlu mengetahui indikator atau tanda-tanda
iman yang kokoh.
b. Memiliki
muraqabatullah
Orang
yang memiliki keimanan yang kokoh merasakan Allah sangat dekat dengan dirinya,
mengawasi seluruh ucap dan geraknya. Dengan demikian akan tumbuh dari dirinya
perilaku yang lurus dan selalu mawas diri. Inilah yang disebut Muraqabatullah,
yaitu kondisi psikis dimana kita merasa ditatap, dilihat,dan diawasi Allah swt.
kapan dan dimana pun berada.
c. Dzikrullah
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan merasakan kerinduan yang sangat kuat kepada Allah. Bila kita selalu merindukan-Nya, Dia pun akan merindukan kita. Dzikrullah adalah ekspresi kerinduan kepada Allah swt. “Dan dzikirlah (ingatlah) Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah 62:10).
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan merasakan kerinduan yang sangat kuat kepada Allah. Bila kita selalu merindukan-Nya, Dia pun akan merindukan kita. Dzikrullah adalah ekspresi kerinduan kepada Allah swt. “Dan dzikirlah (ingatlah) Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah 62:10).
d. Meninggalkan syirik
Syirik
artinya meyakini ada kekuatan atau kekuasaan yang setaraf dengan kekuasaan,
kebesaran, dan keagungan Allah swt. Orang yang memiliki keimanan yang kokoh
akan memiliki loyalitas atau kesetiaan yang fokus kepada Allah swt., karenanya
dia akan meninggalkan seluruh perbuatan syirik. Syirik diklasifikasikan sebagai
dosa yang paling besar sebagaimana dijelaskan dalam keterangan berikut.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa selain dari (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An-Nisa :48)
e. Rajin membaca,
memahami, dan mengamalkan Al Qur’an
Al
Qur’am merupakan kitab suci yang merekam seluruh pesan-pesan Allah awt. Kita
bisa menelaah apa saja yang Allas swt, sukai dan apa yang dimurkai-Nya. Orang
yang memiliki iman yang kokoh akan berusaha membaca, memahami, dan mengamalkan
apa yang ada dalam Al Qur’an. “Ini adalah sebuah kitab yang Kami (Allah)
turunkan kepadamu, yang didalamnya penuh berkah, supaya mereka memperhatikan
ayat-ayat-Nya, dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mau menggunkan
akalnya.” (QS. Shaad 38:29)
f. Shahihul ‘Ibadah
Karakter
orang shaleh berikutnya adalah shahihul ibadah, artinya benar dan tekun dalam
beribadah. Ibadah adalah ekspresi lahiriah pengabdian seorang hamba kepada
Allah swt.
para
ahli membagi ibadah pada dua bagian, yaitu:
· Ibadah ‘Ammah
Ibadah
‘Ammah adalah seluruh ucapan dan perbuatan – baik tampak ataupun tidak
tampak yang diridhai dan dicintai Allah
swt. Misalnya, mencari ilmu, mencari nafkah, hormat kepada orang tua, ramah pada
tetangga, dan lain-lain. Ini semua disebut ibadah ‘ammah karena teknik
pelaksanaanya tidak diatur secara detail tapi disesuaikan dengan tuntutan
situasional.
· Ibadah Khashshah
Ibadah
Khasanah adalah ibadah yang teknik pelaksanaanya ditentukan atau diatur secara
detail oleh Rasulullah saw. Musalnya ibadah shalat, haji, shaum, dan lain-lain.
Kalau kita shalat, maka ruku, sujud, dan seluruh gerakan serta bacaanya harus
mengikuti sunah Rasulullah saw. Kita tidak dibenarkan menambahi atau
menguranginya karena shalat merupakan ibadah khashshah. Allah swt. membalas
seluruh pengabdian kita sesuai dengan usaha dan kesungguhan yang kita lakukan.
Makin rajin kita beribadah, Allah pun makin dekat dengan kita. Makin malas kita
mengabdi, Allah pun makin menjauhi kita. Karena itulah orang-orang shaleh akan
rajin, tekun, dan khusu dalam beribadah kepada-Nya.
g.
Akhlaqul Karimah
Orang
shaleh bukan hanya pandai mengabdikan dirinya kepada Allah swt. yang
diekspresikannya dengan Aqidah Salimah dan Shahihul Ibadah seperti yang telah
dijabarkan di atas, tapi orang shaleh juga sangat santun dan perhatian kepada
sesama manusia. Sikap ini dalam bahasa praktis disebut Akhlaqul Karimah,
artinya berakhlak mulia dan santun kepada orang lain.
Dari uraian di atas
penulis menyimpulkan sholih adalah sifat – sifat baik yang dimiliki individu
sehingga mampu membaca tanda-tanda zaman
dan sekaligus mampu mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman.
B. Pengertian
Akram
Al-Akram adalah salah satu Al-Asma`ul Husna. Hal ini
berdasarkan firman Allah“Bacalah, dan Rabbmulah Al-Akram (Yang Maha Pemurah).”
(Al-’Alaq: 3)[4].
Al Akram, yang diambil dari
ayat ‘Inna akramakum ‘inda Allahi atqaakum’ (Al-Hujuraat,
13) diyakini sebagai bentuk ideal seorang muslim. Yakni seseorang yang
mempunyai keshalehan transendental dalam hubungannya sebagai individu dengan
Allah SWT. Muslim akram dipersonifikasikan melalui niat yang baik, keikhlasan
dan menjadikan motivasi seluruh aktifitas hidupnya hanya kepada Allah (lillahi
ta’ala).
C.
Kriteria insan yang
sholih dan akram
Setelah diperinci
devinisi keduanya, di bawah ini akan disebutkan kriteria-kriteria insan yang
sholih akram. Berikut penjelasannya:[5]
- Al-Khirs (semangat/ambisi)
Al Khirs dapat
dimaknai sebagai kecintaan dan keingintahuan terhadap ilmu dan pengetahuan yang
tinggi sehingga menjadi sehingga menjadi motivasi belajar yang tidak terkikis
waktu dan usia. Insan yang berkhirs tnggi akan melakukan segala cara demi
mendapatkan ilmu yang sedang ia pelajari.
- Al-Amanah (kejujuran)
“ Orang jujur akhirnya
akan makmur”, ungkapan ini mungkin sudah tidak asing lagi dari indera pendengar
kita, Kejujuran merupakan sifat dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Kejujuran di sini dimaknai pula sebagai sifat sportif sekaligus upaya
menghindari persaingan yang saling menghancurkan.
3. Al-Tawadldlu’( rendah diri)
Sifat sederhana dan
kerendah-hatian dalam konteks hubungan sosial yang diejawantahkan dalam bentuk
kesantunan dan kebersahajaan dalam bertutur dan bertindak. Sifat al-Tawadldlu’
ini pulalah yang melandasi rasa hormat seseorang kepada guru dan yang lebih tua
tanpa mengurangi dialektika akademik yang dinamis.
- Al-Istiqamah
(disiplin),
Baik dalam bentuk kepatuhan terhadap aturan,
komitmen dan konsensus maupun bentuk yang lain seperti penghargaan terhadap
waktu dan ketaatan memenuhi tanggung jawab yang diemban.
- Al-Uswah
al-Hasanah (keteladanan),
Sebagai prinsip utama dalam kepemimpinan sifat
ini dikembangkan menjadi bentuk komunikasi yang terbuka, demokratis, dapat
menjadi role model bagi orang lain, siap memimpin sekaligus bersedia
dipimpin.
- Al-Zuhd (tidak berorientasi
pada materi),
Zuhud merupakan
kesadaran dirir akan buruknya harta dubia dan berharganya akhirat bagi diri.
Zuhud bukanlah benci pada dunia, melainkan menganggap remeh dan tidak
bergantung pada dunia, ia juga bukan berarti tidak memiliki dunia, melainkan
kepercayaan bahwa dunia ini hanyalah sebuah titipan yang akan segera diminta
kembali oleh yang menitipkan.
- Al-Kifah
al-Mudawamah (Kejuangan),
“Sampaikan;lah dariku
walau hanya satu ayat”, kalimat ini merupakan penggalan sabda Rasul yang
menunjukkan pentingnya berjuang menegakkan agama Islam. Jika tidak
diperjuangkan, lambat laun apa yang ada ini akan musnah, untuk itu, sebagai
mahasiswa, wajib baginya untuk memiliki sifat kejuangan untuk memperjuangkan
ajaran-ajaran yang sesuai dengan kaidah islam.
- Al-I’timad ala
al-Nafs (kemandirian)
Kemandirian merupakan
slah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap insan. Meskipun pada dasarnya
fitrah manusia adalah makhluk ssosial yang mana ia selalu membutuhkan bantuan
dari orang lain. Akan tetapi bantuan itu tidak seharusnya terus menerus, ada
kalanya kita harus mampu menyelesaikan masalah kita sendiri tanpa harus
merepotkan orang lain.
- Al-Tawashshuth
(Moderat),
Tawashshuth adalah
kondisi atau tempat yang ideal, dia berdiri di tengah-tengah, tidak memihak
satu dan memusuhi yang lainya melainkan mencoba menggabungkan beberapa aspek
yang saling berselisih. Insan yang sholih dan akram harus memiki sifat ini.
- Al-Barakah
Yang dimaksud barokah
adalah bertambahnya kebaikan menjadi lebih baik. Barokah ini merupakan
pelengkap sekaligus penyempurna dari sembilan nilai yang telah dibutkan
sebelumnya. Hal terakhir ini adalah nilai yang ‘tak kasat mata’ namun terasa
kehadirannya dan tercapai setelah nilai sebelumnya paripurna.
D.
Pengertian
Kemandirian
Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan
“ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda.
Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai
kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu
sendiri.
Menurut
Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia
untuk memilih menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan
menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson (dalam Monks,dkk,1989),
menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan
maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu
merupakan perkembangan kea rah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif
dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri,
dan lain lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik
secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang
lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
kemandirian mengandung pengertian:[6]
a) Suatu
kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya sendiri
b) Mampu
mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
c) Memiliki
kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
d) Bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya
E.
Nilai Dasar Sholih Akram Kemandirian
Dari
uraian di atas, penulis menyimpulkan nilai
dasar sholih akram kemandirian adalah sifat – sifat baik yang dimiliki individu sehingga mampu membaca tanda-tanda zaman sekaligus
mampu mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman dengan menggunakan hokum – hokum Islam, di mana salah satu criteria
insane sholih akram adalah memiliki
sifat Al-I’timad ala al-Nafs yaitu sifat kemandirian tidak tergantung pada
orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Ć Pengertian
sholih adalah sifat – sifat baik
yang dimiliki individu sehingga mampu
membaca tanda-tanda zaman dan sekaligus mampu mengelola kehidupan di muka bumi
ini sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Ć Pengertian
akram adalah seseorang
yang mempunyai keshalehan transendental dalam hubungannya sebagai individu
dengan Allah SWT
Ć Kriteria
sholih ahram yaitu memiliki sifat Al – khirs, Al- Amanah, At - Tawadhu’, Al-Istiqamah,
Al- Uswah Al-hasanah, Al-Zuhud, Al- Kifah Al Mudawamah, Al-I’timad Ala Al-nafs,
At-Tawashuth, Al-Barokah.
Ć Nilai
dasar sholih akram kemandirian berarti memiliki sifat kemandirian merupakan salah satu criteria seseorang memiliki nilai
dasar sholih akram.
DAFTAR
PUSTAKA
Diunduh dari http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-kemandirian.html pada hari Kamis 20 November 2014 pada pukul 14.00
Diunduh dari http://asysyariah.com/al-akram-dan-al-karim.html pada hari Kamis 20 November 2014 pada pukul
14.00
Diunduh dari http://huda-sarungan.blogspot.com/2012/10/355-pengertian-sholih.html pada hari kamis 20 November
2014 pada pukul 14.00
Diunduh dari http://nasrudinalulya.blogspot.com/2013/02/ndsa.html pada hari Kamis 20 November 2014
pada pukul 14.00
Diunduh dari http://www.staimafa.ac.id/perguruan-tinggi-riset-berbasis-nilai-nilai-pesantren-sebagai-paradigma-pendidikan-tinggi-islam1/ pada hari seninkamis, 20
November 2014 pada jam 07.0014.00
[1]
Diunduh
dari http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-kemandirian.html
pada hari kamis, 20 November 2014 pada pukul 14.00
[2] Diunduh dari http://huda-sarungan.blogspot.com/2012/10/355-pengertian-sholih.html pada hari kamis 20 November 2014 pada pukul 14.00
[3] Diunduh dari http://www.staimafa.ac.id/perguruan-tinggi-riset-berbasis-nilai-nilai-pesantren-sebagai-paradigma-pendidikan-tinggi-islam1/ pada hari seninkamis, 20 November 2014 pada jam 04.00
[4]
Diunduh dari http://asysyariah.com/al-akram-dan-al-karim.html pada hari Kamis
20 November 2014 pada pukul 14.00
[5]
Diunduh dari http://nasrudinalulya.blogspot.com/2013/02/ndsa.html pada hari Kamis 20 November 2014
pada pukul 14.00
[6] Diunduh dari http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-kemandirian.html pada hari Kamis 20 November 2014 pada pukul 14.00
No comments:
Post a Comment