Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad (sekarang
ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam
sebagai pusat ilmu pengetahuan. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya
dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani
Abbasiyah adalah keturunan paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib.
MAKALAH
TENTANG ILMU PENGETAHUAN AGAMA PADA MASA DINASTI ABBASYIYAH
Kelompok 6 : 1. …………
2. …………….
Guru Pengampu : …………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad (sekarang
ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam
sebagai pusat ilmu pengetahuan. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya
dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani
Abbasiyah adalah keturunan paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib.
Islam mengalami masa keemasannya pada masa pemerintahan daulah
Abbasiyah. Masa keemasan Islam yang juga dinilai sebagai fase perkembangan
terpenting bagi pendidikan Islam dan perkembangan ilmu umum ini terjadi pada
kurun waktu abad ketiga sampai kelima hijriah.
Dengan
berkembangnya luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, madrasah-masradah dan
universitas-uiversitas yang merupakan pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan Islam. Tumbuh dan berkembangnnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Islam yang sangat cepat , merupakan ciri pendidikan Islam masa ini.
Mengkaji sejarah
pendidikan Islam pada masa masa keemasan dan kejayaan, Bidang
perkembagan Pendidikan Islam pada Masa Keemasan, dan Sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan, merupakan salah satu bentuk hal yang bisa membuat kita
termotivasi dalam memajukan pendidikan,
khususnya pendidikan Islam. Kita dapat mengetahui tentang keemasan
dan kejayaan umat Islam dalam pendidikan sebagai
cerminan bahwa umat Islam juga pernah mengalami kejayaan dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan disajikan tentang awal berdirinya dinasti Abbasiyah, perkembangan
pendidikan Islam pada masa keemasan dan masa kejayaan, sistem pendidikan Islam
pada masa kejayaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana awal Berdirinya Dinasti
Abbasiyah ?
2.
Bagaimana Pendidikan
Islam Pada Masa Keemasan ?
3.
Bagaimana Bidang
Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui kapan Awal berdirinya Dinasti
Abbasiyah
2. Untuk mengetahui pendidikan islam pada masa
keemasan.
3. Untuk mengetahui bidang perkembangan /keemasan
islam pada zaman abbasiyah.
4. Untuk mengetahui sistem pendidikan islam pada masa
kejayaan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat
bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan dalam membuat makalah.
2. Dengan
mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui Pendidikan Islam pada masa
Keemasan dan Kejayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal
Berdirinya Bani Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah
melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena
para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik
menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awal 132 H.[1][1]
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh
negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad
(pasukan Dinasti Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas. Pemberontakan tersebut terjadi akibat ketidak
puasan mereka tehadap khalifah-khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di menangkan
oleh pasukan Abbas. Pasukan pemberontak
terdiri dari kalangan Khawarij, Syi’ah, Mawali, dan Bani Abbas.
Para Mawali bekerja sama dengan Bani Abbas, komando tertinggi gerakan
Bani Abbas tidak menyisakan keluaga Umayah, karena perburuannya terhadap
keluarga Umayyah itu, ia dijuluki dengan As-Safah yang berarti”yang menumpahka
darah”.
Abu Abbas kemudian didaulat menjadi khalifah pertama Bani Abbasiyah.
Tahun 750 M diproklamasikan berdirinya pemerintahan Bani Abbasiyah di Kufah.
Khalifah petamanya adalah Abu Abbas Ash Shaffah yang di baiat di Masjid Kufah.[2][2]
B. Pendidikan
Islam Pada Masa Keemasan
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan
Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu
Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi,
peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu
pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa
asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan
cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.[3][3]
Pemerintah Bani
Abbasiyah berkuasa selama 5 abad, yaitu dari tahun 750-1258 M. Pada awalnya
pusat pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke Hira lalu ke Abar
(Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad adalah ibu kota pemerintah Bani
Abbasiyah yang paling strategis, kota ini di bangun oleh Abu ja’far al Mansur
dengan bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah Hajjaj bin Art dan Amron bi
Wahdah. Baghdad menjadi kota internasional dan disebut sebagai kota seribu
malam.
Ahli sejarah
membagi pemerintahan bani Abbasiyah menjadi 5 priode yang didasarkan pada
kondisi politik pemerintahan.
1. Periode
Pertama (tahun 750 – 847 M)
Pada periode ini
terdapat pengaruh persia yaitu masuknya keluarga Barmak dalam pemerintahan Bani
Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan terjadi pada
periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al Rasyid. Semua sektor
perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat sehingga rakyat menjadi
sejahtera.
2. Periode
kedua (tahun 874 – 945 M)
Bangsa Turki yang
menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani Abbasiyah. Mereka memilih
dan menentukan khalifah sesuai dengan kehendaknya. Pada masa ini Bani Abbasiyah
mulai mengalami kemunduran.
3. Periode ketiga (tahun 945 – 1055 M)
Pada masa Bani
Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah posisinya makin lemah hanya
seperti pegawai yang digaji saja karena Bani Buwaihi berpaham Syi’ah sedangkan
Bani Abbasiyah berpaham Sunni.
4. Periode
keempat (tahun 1055 – 1199 M)
Periode ini ditandai
dengan masuknya Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah karena telah
mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai membaik terutama bidang agama
karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah sama-sama sepaham Sunni.
5. Periode
kelima (tahun 1199 – 1258 M)
Pemerintahan Bani
Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun tetapi wilayah kekuasaannya
hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun 1258 M, tentara Mongol
dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad menghancurleburkan kota Baghdad
dan isinya, sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah.[4][4]
Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai
sejak pemerintahan pengganti Khalifah Abu Jakfar Al-Mansur yaitu pada masa
Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan mencapai puncaknya di masa pemerintahan
Khalifah Harun Al-Rasyid. Di masa-masa itu para
Khalifah mengembangkan berbagai jenis Kesenian, terutama kesusastraan pada
khususnya dan kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu diterjemahkan dari
peradaban India maupun Yunani. Dari India misalnya, berhasil diterjemahkan
buku-buku Kalilah dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim.
Kemajuan ilmu
pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni saja juga berkembang
Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam
sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara lain Ibnu Malik
At-Thai seorang pengarang buku nahwu yang sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik,
dalam bidang sejarah muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh
besar lainnya yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya.[5][5]
C. Bidang
Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah.
1. Perkembangan
Intelektual.
Secara garis besar Perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun
ar-Rasyid. Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari
berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan buku tersebut,
lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya.
a. Ilmu Umum
1) Ilmu
Filsafat
Ø Al-Kindi atau Abu Yusuf
Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa Arab.
Ø Al Farabi (wafat tahun
916 M) dalam usia 80 tahun.
Ø Ibnu Maskawai (wafat
tahun 523 H).
Ø Ibnu Shina ( 980-1037
M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
Ø Al Ghazali (1085-1101 M).
Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh Minadl-Dlalal
,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.
Ø Ibnu Rusd (1126-1198 M).
Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
Ø
Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi
khalifah Al Mutawakkil yang menulis buku Firdaus.
Ø
Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al
kitab Al Maliki.
Ø
Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai
pangeran dokter.
Ø
Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.[6][6]
c. Bidang Matematika
Ø
Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad.
Ø
Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar),
penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di
kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan
ini seperti :
Ø
Al Farazi : pencipta Astro lobe
Ø
Al Gattani/Al Betagnius
Ø
Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
Ø
Al Farghoni atau Al Fragenius.
2.
Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani
Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di
bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang berupa:
a) Kuttab
b) Majlis
Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga
untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c) Darul
Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan
perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada
masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan
ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh
Khalifah Mansyur.
3.
Perkembangan peradaban di bidang politik dan
pemerintahan
Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah
Dinasti Abbasiyah mengangkat menteri (wasir) dan membentuk kementrian
(wizarat). Menteri adalah pembantu utama khalifah, ia berhak mengangkat dan
memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat hakim yang bertugas menyelesaikan
masalah muamalah. Untuk membantu lancarnya kepemerintahan dibentuklah Diwanul
Kitabah (Sekertariat Negara) dengan dibantu oleh : katibur Rasail, katibul
Kharraj, katibul Jund, katibul Syurthan, katibul Qada’.
Selain itu, juga dibentuk
departemen-departemen yang dikepalai oleh menteri, departemen-departemen itu antara
lain : diwan al kharraj, diwan az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar
Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut hajib, yang
bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap program kerja menteri.
Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi beberapa provinsi yang dinamakan
imarat, gubernurnya bergelar Amir.
4.
Bidang Militer
Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga
bagian, yaitu pasukan pemanah, pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri.
Pasukan pemanah bersentakan anak panah dan busurnya, tugas pasukan ini adalah
mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan invanteri bersenjatakan pedang,
tombak, helm, dan tamengya. Mereka bertugas memukul mundur pasukan musuh pada
pertempuran jarak dekat. Pasukan berkuda bersenjatakan pedang dan lembing,
mereka bertugas mengobrak-abrik pertahanan lawan melalui depan, samping, dan
belakang. Selain pasukan-pasukan di atas ada lagi pasukan pengawal khalifah, mereka
ini pasukan elite yang bergaji tinggi.
Angkatan bersenjata
Dinasti Abbasiyah didominasi oleh orang Arabdan Persiah pada awalnya, namun
pada tahun-tahun selanjutnya didominasi oleh Arab, Turki, dan persiah. Dan masa
sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh Persiah dan Turki.[7][7]
Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai
dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang
luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta
universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat
berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan
dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.[8][8]
Adapun sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan
meliputi :
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa. Lebih luas lagi,
kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua yang secara nyata
terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada mulanya berkisar pada
bidang studi tertentu. Namun seiring perkembangan sosial dan cultural, materi
kurikulum semakin luas. Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum
sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan
berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,
Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya
ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara
pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih.
Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas memilih bidang studi yang
ingin ia dalami di tingkat tinggi.
Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan
formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus
dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran
yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.
2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah
satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau
kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Metode pengajaran yang
dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan
tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal
merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal
suatu pelajaran, murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran
melekat di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya
ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling
menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu
pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu[9][9].
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan dari makalah ini, yaitu:
1. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn
Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H.
Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H, Setelah mengalahkan pasukan Marwan ibn Muhammad(pasukan
Dinasti Umayyah).
2. Masa
Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah
‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan,
baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah
berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya
penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian
yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai
inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
3. Bidang
Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah, terdiri dari a. perkembangan intelektual.
b. perkembangan peradaban dibidang
fisik,didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang dipakai untuk menuntut
ilmu.seperti:kuttab,darul hikmah,masjid,dll. c. perkembangan peadaban dibidang politik dan
pemerintahan, dengan mengangkat menteri-menteri dan nenbentuk kementerian, dan
juga membentuk departemen-departemen yng di kepalai oleh menteri. d. bidang militer,terdiri dari:pasukan pemanah, pasukan infanteri,dan
pasukan berkuda
4. Masa
kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam
yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan
madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan
Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan,
budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek
budaya kaum muslimin.kebudayaan itu dipengaruhi oleh dua faktor,yakni faktor
intern(yang dibawa dari ajaran Islam itu sendiri) dan faktor ekstern(yang
dibawah luar ajaran Islam.
5. Sistem
pendidikan Islam terdiri atas tiga bagian,yaitu petama,Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari oleh siswa.kedua, metode pengajaran, merupakan salah
satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau
kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Ketiga, Rihlah Ilmiyah, yaitu
pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini, semoga menjadi
bahan yang bermanfaat serta dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita semua.
Untuk lebih memahami semua materi tentang Sejarah Pendidikan Islam, disarankan
para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz Tirbizi, E.Abdul. sejarah Perkembangan Pendidikan Islam. Tangerang : Usaha
Baru, 2007.
BadriYatim, Dr.MA. Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Abbasiyah. Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2006.
Nur Fajri, Miqdad. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung : Pustaka Furqan, 2010.
Subki, A’la, Drs. Sejarah Kebudayaan Islam. Klaten Utara : CV. Gema Nusa, 2010.
Hasjmi, A. Sejarah
Kebudayaan Islam. Jakarta : Al- Husna Dzikra, 1997.
[9][9] Dr. MA. Badrim Yatim. Sejarah Pendidikan Islam pada Masa
Abbasiyah. ( Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006), h. 101-102
No comments:
Post a Comment