PUISI, PROSA, DAN PANTUN
M A K A L A H
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas
XI
Guru
Pembimbing : ....................................
Diusun Oleh :
1. ..............................
2. ..............................
3. .................................
MADRASAH ALIYAH .................................
TAHUN PELJARAN
Kata Pengantar
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menjalankan
aktifitas dengan baik dan bermanfaat untuk sesama. dan yang telah memberikan
kecerdasan sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat menghasilkan karya-karya yang
bermanfaat bagi agama, bangsa dan tanah air. Shalawat dan salam juga tak lupa
kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarganya yang
kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumul kiamah.
Kemudian dengan selesainya makalah yang penulis buat. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu Bapak Sarwi, S.Pd.I yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini dan juga kepada teman-teman yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini hingga dapat bermanfaat pula bagi seluruh
kalangan masyarakat.
Lahar, Desember
2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Memahami Puisi, Prosa, dan Pantun .................................................................... 2
B.
Menjelaskan Tata Cara Mengubah Puisi Dalam Bentuk Prosa............................. 5
C.
Menulis Puis yang Baik dan Benar ...................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
......................................................................................................... 10
Daftar
Pustaka
BACA JUGA :
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik “ TAHU BULAT ”
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik “ TAHU BULAT ”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Keberadaan manusia didalam karya sastra menarik untuk dikaji mengingat
kedudukanya sebagai subyek sekaligus sebagai objek. Sebagai subjek artinya
hanya manusia yang menghasilkan karya sastra, sebaliknya manusia juga menjadi
objek (materi) karangan sastradengan manusia tidak mungkin dipisahkan oleh
karena itulah, muncul batasan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengalaman, pemikiran, ide dan semangat
Dan lebih-lebih sastra diajarkan sejak dari sekolah dasar sampai ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi lagi oleh karena itu kita harus memberikan sesuatu yang bias
membuat sastra tidak menjadi hal yang sulit untuk dipelajari oleh semua orang.
Juga tulisan sastra akan bias dinikmati dan karangan sastra yang dapat
dinikmati adalah puisi, sastra, dan pantun
Maka dengan makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana memahami
puisi, prosa dan pantun. Bagaimana tata cara menulis puisi, prosa dan pantun
dan juga penulis disini membantu mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai pada
pembukaan UUD1945 alenia ke-4 dan juga makalah ini disusun dari berbagai macam
persepektif dari perbedaan pandangan dari semua orang tetapi perbedaan itulah
menjadi faktor yang cenderung sangat baik untuk kemajuan manusia itu sendiri.
B. Permasalahan
Permasalahan
yang akan dibahas penulis tentang makalah puisi, prosa dan pantun adalah sebagai berikut:
a. Apa
yang dimaksud dengan puisi, prosa dan pantun?
b. Bagaimana
cara mengubah puisi dalam bentuk prosa?
c. Bagaimana
cara menulis puisi dan pantun yang baik?
C. Tujuan
a. Menjelaskan apa itu puisi, prosa dan pantun
b. Menjelaskan tata cara mengubah puisi dalam
bentuk prosa
c. menjelaskan tata cara menulis puisi dan
pantun yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
a. Memahami
puisi, prosa dan pantun
a.1 Memahami
Puisi
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata
yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya
dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu
unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Carlyle mengatakan bahwa puisi
merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu
memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata
disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu
seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah
pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau
diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan
pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
Jadi dari definisi diatas dapat kita tarik
benang merah yaitu Puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam
hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak,
percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai.
Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu
kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi
keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi)
yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain.
Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam
prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah
kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat,
tapi pada puisi baru tak ada batasan.
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah
biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait
biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi
yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan
irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara
berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata,
perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena
sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat
dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak
hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek
musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar
meskipun tanpa dilagukan.
Makna adalah unsur tujuan dari
pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan
dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
RAGAM DAN JENIS PUISI
PUISI LAMA
Ciri-ciri puisi
lama:
- Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
- Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Yang termasuk
puisi lama adalah:
- Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
- Seloka adalah pantun berkait.
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
- Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
PUISI BARU
Puisi baru
bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
- Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
- Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
- Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
- Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
- Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
- Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
- Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
a.2 Memahami Prosa
Menurut (Ardi yudi Pradana) Prosa adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena variasi
ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan
prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu
prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah
prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa
naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
a.3 Memahami Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam
bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa,
misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai
paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga
pantun yang tertulis.
Secara umum, ciri – ciri pantun
sebagai berikut :
1. Tiap bait terdiri atas 4 baris (larik)
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
3. Bersajak silang (a-b-a-b) dan ( a-a-a-a)
4. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
1. Tiap bait terdiri atas 4 baris (larik)
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
3. Bersajak silang (a-b-a-b) dan ( a-a-a-a)
4. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
Bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah
dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua
yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina
dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian
sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua
baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau
lebih).
Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan isinya pantun dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti pantun nasehat, pantun agama, pantun muda, pantun dagang, pantun anak, pantun jenaka dan pantun teka-teki.
Berdasarkan isinya pantun dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti pantun nasehat, pantun agama, pantun muda, pantun dagang, pantun anak, pantun jenaka dan pantun teka-teki.
BACA JUGA :
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik “ TAHU BULAT ”
b. Menjelaskan tata cara mengubah
puisi dalam bentuk prosa
Mengubah Puisi ke dalam bentuk Prosa atau disebut parafrase. Yang
dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa).
Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi
prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut.
Lebih mudahnya parafrase puisi adalah memprosakan puisi. Perlu diketahui
bahwa parafrase merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya
sastra. Dengan demikian, memparafrasekan puisi tetap dalam kerangka upaya
memahami puisi.
Berikut ini
langkah-langkah parafrase puisi :
1. Bacalah puisi berkali-kali
hingga kamu paham akan isinya.
2.Tambahkan kata-kata atau tanda baca-tanda baca yang
sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat, penambahan kata-kata atau tanda
baca harus sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi puisi. Penambahan
kata-kata atau tanda baca ditulis dalam tanda kurung.
3. Ubahlah puisi
(beserta kata-kata dan tanda baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke dalam
bentuk prosa.
Contoh :
MENYESAL
Pagiku hilang
sudah melayang,
Hari mudaku
sudah pergi,
Sekarang petang
datang membayang,
Batang usiaku
sudah tinggi.
Aku lalai di
hari pagi,
Beta lengah di
masa muda,
Kini hidup
meracun hati,
Miskin
ilmu,miskin harta.
Ah,apa guna
kusesalkan,
Menyesal tua
tiada,berguna,
Hanya menambah
luka sukma.
Kepada yang muda
kuharapkan,
Atur barisan di
hari pagi,
Menuju kearah
padang bakti.
a.
Mencari Arti Kata yang Sulit.
Hilang
: tidak ada lagi/lenyap/tidak kelihatan.
Melayang
: pergi jauh terbang / hilang.
Petang
: waktu dudah tengah hari.
Membayang
: kelihatan seperti bayang-bayang/kelihatan samar-samar.
Batang
: bangkai/mayat/ia telah menjadi
Lalai
: kurang hati-hati/ tidak mengindahkan.
Lengah
: bermalas-malas.
Beta :
aku/saya.
Meracun
hati : penuh derita/tidak bahagia.
Luka
sukma : sakit hati.
Atur
barisan : Merencanakan segala sesuatu mulai sekarang.
Padang
bakti : tempat yang di hormati.
b. Parafrasa Terikat
MENYESAL
(Kini) Pagiku Hilang Sudah Melayang (entah kemana).
(Sekarang) Hari Mudaku Sudah Pergi (jauh tak kan pernah
kembali).
Kini (hanya) Petang (yang) Datang Membayangi (alam
pikiranku).
(Yang kini) Batang Usiaku Sudah (mulai) Tinggi.
(Dulu) Aku Lalai di Hari Pagi,
(Karena) Beta Lengah di Masa Muda (yang masih suka
bermalas-malasan).
(Hingga) Kini Hidup (menjadi) Peracun Hati (tak bias berbuat
apa-apa lagi).
c. Menulis puisi yang baik dan
benar
c.1 Menulis
puisi yang baik dan benar
Sebenarnya Ada beberapa cara yang
mudah dan bisa digunakan untuk mengasah keterampilan kamu saat menulis puisi yang
baik dan benar. Contohnya Puisi dapat ditulis berdasarkan catatan harian, cara
ini tergolong mudah karena kamu bisa membuat serta merangkai kata dengan mudah
menggunakan isi catatan harian yang kamu miliki. Untuk cara menulis puisi
berdasarkan catatan harian, berikut ini langkah-langkahnya :
1. Pertama kali, kamu baca dan renungkan isi catatan harian yang kamu miliki.
2. Kemudian, hapus atau coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan kata-kata yang menurut kamu menarik untuk disertakan.
3. Hapuslah baris-baris yang menurut kamu tidak penting.
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah kamu pilih.
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris tadi.
6. Untuk langkah terakhir, suntinglah kembali baris-baris tadi sehingga menjadi baris-baris puisi yang menarik.
Contoh Puisi
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
c.2 Menulis
pantun yang baik dan benar
Sajak baris pertama pantun sama dengan sajak
akhir baris ketiga. Begitu pula sajak akhir baris kedua sama dengan sajak akhir
baris keempat. Pantun yang rumpang dapat kita lengkapi dengan sampiran atau isi
yang tepat. Dalam menulis baris pantun harus diperhatikan sajak yang terdapat
dalam pantun.
Contoh :
Jalan-jalan dekat pohon, (akhir
baris adalah hon )
tempat indah hijau rumput ( akhir
baris ut )
Maka isi yang tepat untuk
melengkapi pantun di atas adalah :
Pada Tuhan kita memohon,
sesuai ajaran yang kita anut
Dibawah ini adalah jenis-jenis
pantun dan contohnya
1. Pantun Nasihat
Pantun nasehat
merupakan rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur
seseorang untuk menjadi lebih baik.
- Manis jangan lekas ditelan
- Pahit jangan lekas dimuntahkan
- Mati semut karena manisan
- Manis itu bahaya makanan.
- Di tepi kali saya menyinggah
- Menghilang penat menahan jerat
- Orang tua jangan disanggah
- Agar selamat dunia akhirat
- Pinang muda dibelah dua
- Anak burung mati diranggah
- Dari muda sampai ke tua
- Ajaran baik jangan diubah
2 Pantun Muda
Pantun muda adalah pantun yang diperuntukan bagi kaum muda (remaja), sehingga pantun muda ini biasanya berhubungan dengan masalah cinta.
Pantun muda adalah pantun yang diperuntukan bagi kaum muda (remaja), sehingga pantun muda ini biasanya berhubungan dengan masalah cinta.
- Walaupun enak makan dengan bakwan
- Lebih enak makan dengan tahu
- Walaupun enak jalan dengan teman
- Lebih enak jalan dengan kamu
- Manis manis sekepal gula
- Lebih manis sesendok madu
- Manis manis senyum si janda
- Lebih manis senyum bibirmu
- Ayam boleh, ikan pun boleh
- Yang penting ada nasinya
- Hitam boleh, Putih pun boleh
- Yang penting baik hatinya
BACA JUGA :
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik “ TAHU BULAT ”
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik “ TAHU BULAT ”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan tentang puisi, prosa dan pantun diatas dapat kita tarik benang merah
yaitu kesimpulan berbagai cara supaya lebih mudah untuk memahami dan menulis
sebuah puisi, prosa dan pantun itu mudah dan menyenangkan sehingga tulisan dari
penulis diatas dapat bermanfaat untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terlepas dari itu kita hendaknya
teliti dalam meningkatkan penulisan suatu karangan baik puisi, prosa dan
pantun. Sehingga penulisan karya sastra tidak menyalahi tata cara penulisan
dalam karya sastra bahasa Indonesia.
Demikian uraian dari kami semoga
makalah ini sekiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas
perhatianya
Daftar Pustaka
http://syamarjen.blogspot.com/2013/02/makalah-puisi-prosa-dan-pantun.html
KUMPULAN MAKALAH KLIK DI SINI
No comments:
Post a Comment