Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Tuesday, December 20, 2016

Perbedaan Merintis Usaha dan Membuka Usaha

Memiliki usaha sendiri adalah impian banyak orang, tidak sedikit yang sudah memiliki posisi dan gaji bagus di sebuah perusahaan bonafit lebih memilih hengkang dan membuka usahanya sendiri.

Banyak alasan mengapa orang lebih memilih menjadi wirausahawan, salah satunya yang paling favorit adalah “freedom”, ya ! freedom = kemerdekaan atau kebebasan adalah satu hal yang selalu didamba oleh setiap insan jauh di lubuk hatinya, meskipun tidak semuanya berani dan berhasil membuat pilihan ini dalam hidupnya.  Kebanyakan lebih memilih bermain di zona aman bin nyaman.

image : Alfiyan

Dalam tulisan ini admin akan mengajak para pembaca untuk memahami apa itu perbedaan antara “merintis usaha dan membuka usaha” dengan bahasa yang sangat sederhana, jauh dari istilah-istilah asing atau akademik karna saya sadar bahwa tidak semua calon wirausahawan adalah mereka yang memiliki strata pendidikan tinggi dan SDM yang unggul.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saja ya..,, ini bukan dari teori-teori atau mengutip pendapat dan quot-quot dari para ahli ekonomi dan menejemen bisnis.  Ini adalah “pengalaman nyata” yang pastinya semua pembaca bisa mengamati di lingkungan sekitar.

Gampangnya begini, disebut sebuah USAHA adalah : Suatu aktivitas atau perilaku seseorang (individu) atau kelompok (koorporasi) yang menghasilkan BARANG atau JASA yang bernilai ekonomis (menghasilkan uang).  Sudah itu saja, simple kan ?

Jadi keliru bila ada yang beranggapan bahwa memiliki USAHA harus punya sebuah toko, outlet, kantor, workshop, atau sejenisnya secara khusus.  Toko, kios, kantor atau sejenisnya itu memang diperlukan, ingat ya “diperlukan” bukan “diharuskan”.

Nah…, dari pengantar di atas saya rasa pembaca sudah memahami bahwa sebuah usaha itu bisa dibangun dari NOL, tidak harus memiliki MODAL awal berupa investasi properti.  Saatnya kita membahas tema sesuai judul artikel di atas, apa sih perbedaan antara Merintis Usaha dan Membuka Usaha ?

Merintis Usaha adalah upaya membangun sebuah usaha, baik dengan ide atau konsep baru ataupun dengan ide yang sudah ada.  Namun bagi wirausahawan itu sendiri usaha yang akan digelutinya nanti itu adalah benar-benar baru baginya.  Biasanya para perintis usaha adalah mereka yang belum “matang” secara finansial.

Contoh, Patmo ingin merintis usaha produksi kerupuk ketela.  Memang, sebelumnya sudah ada di mana-mana produksi kerupuk ketela, tapi usaha yang akan dirintisnya tersebut murni usaha baru bagi Patmo.

Apakah Patmo akan memproduksi kerupuk ketela seperti yang selama ini ada di pasaran, ataukah ingin membuat konsep baru misal dengan varian rasa atau kemasan, itu urusan lain lagi.  Yang pasti bagi Patmo produksi kerupuk ketela tersebut dimulai dari nol.

Selain masalah “modal dana” biasanya para “perintis usaha” memiliki masalah “kurangnya kepercayaan diri” atau belum mempunyai “mental wirausaha”.  Memang untuk memiliki mental wirausaha tidaklah segampang dan semudah yang dibayangkan atau coba dipaksakan oleh para “MOTIVATOR” terhadap para “perintis usaha” ini.

Untuk memiliki mental wirausaha haruslah benar-benar terlibat dan berjibaku dengan pahit getirnya merangkak di tebing berbatu demi mencapai “puncak” kesuksesan.

LHO ! kok begitu ? Kan ini baru merintis usaha, bagaimana bisa “memiliki mental wirausaha” kalau admin mengatakan harus sukses dulu baru bisa punya “mental wirausaha”

Itu pertanyaan yang terlalu buru-buru, saya tidak mengatakan bahwa harus sukses dulu.  Baca lagi kalimat yang bercetak tebal di atas.  Di atas saya sebutkan merangkak di tebing berbatu demi mencapai, bukan “telah mencapai

Para perintis usaha akan secara otomatis “terseleksi” oleh alam.  Mereka yang masih betah terus merangkak pada masanya nanti akan sampai pada tujuan, dan mereka yang menyerah dan memutuskan untuk berdiri dan kembali ke bawah hanya akan mengalami “trauma” seumur hidup dalam berwirausaha, dalam usaha apapun itu.

Mental wirausaha ini MUTLAK harus dimiliki oleh para perintis usaha.  Baik itu usaha di bidang produksi barang maupun jasa.  Mental wirausaha ibarat “oksigen” sebagai kunci suksesnya proses metabolisme dalam tubuh manusia.  Tidak ada oksigen tidak ada metabolisme.

Ada modal dana, ada skill, punya lokasi strategis, banyak relasi, dan faktor pendukung lainnya tiada guna tanpa memiliki mental wirausaha.  Dan mental wirausaha ini harus terus dilatih dan dibentuk, tidak ujug-ujug ada seperti kekuatan tertidur yang dimiliki oleh keturunan Bangsa Saiya (serial Dragon Ball).

Patmo, yang saya pakai contoh di atas. Ketika Patmo sudah memiliki mental wirausaha maka ia tidak akan lagi mengeluhkan sulitnya pemasaran, bingungnya mencari tambahan modal, banyaknya saingan, cemoohan, cibiran, kurangnya support keluarga dan lain-lain.  Karna Patmo sadar bahwa kendala-kendala semacam itu adalah “keniscayaan” atau “konskuens” dari pilihannya menjadi seorang wirausahawan.  Dan SAKSIKANLAH !  di sekeliling kita, banyak wirausahawan yang dapat mengatasi problem-problem tersebut.  Maka BELAJARLAH dari mereka !  karna mental wirausaha tidak pernah malu dan bosan untuk belajar dari siapapun dan kapanpun.

Lalu, Perbedaannya apa sih dengan Membuka Usaha ?
Mungkin tidak perlu terlalu panjang saya jelaskan perbedaannya.  Karna kalau agan-agan sekalian sudah paham dengan pengertian “merintis usaha” seperti yang saya tulis di atas maka dengan mudah agan-agan dapat menyimpulkan.  Bahwa untuk membuka usaha haruslah sudah pernah “merintis usaha” terlebih dahulu.
Kalau belum ?? Kalau belum pernah “merintis usaha” tapi sudah berani “membuka usaha” maka harus bersiap untuk digilas roda persaingan bisnis.  Dan akhirnya akan memaksa untuk mulai belajar “merintis usaha”.  Kecuali kalau agan-agan punya modal ratusan juta atau milyaran maka cukup bayar orang saja untuk mengelola usaha agan-agan, TAPI tulisan saya ini tidak untuk dibaca oleh anda yang sudah punya duit sekoper :D    

Oke, bila masih ada yang belum jelas akan saya hadirkan Patmo lagi sebagai contoh.
Setelah sekitar 4 tahun Patmo sukses dengan bisnis kerupuknya, ia berencana merambah ke bisnis rental mobil.  Secara teknis Patmo sudah memiliki mental wirausaha, jadi Patmo akan tahu dengan betul apa yang mesti ia lakukan.  Patmo akan mempelajari seluk beluk bisnis mobil atau mempercayakan kepada temannya atau orang lain yang sudah berpengalaman dalam hal rental mobil untuk menjadi menejer usaha barunya tersebut

Sudah jelas bukan ? siapapun dan kapanpun bisa “membuka usaha” bila memiliki cukup banyak modal atau warisan dari moyangnya.  Tapi tidak semua sanggup untuk “merintis usaha”.  Karna untuk bisa berhasil dalam “merintis usaha” syarat wajibnya tidak boleh MANJA dan CENGENG.

Engkau Boleh Menangis Namun Nantinya Bangkit, Daripada Hanya Terdiam Namun Tak Pernah Berjuang

-- SISI PANDANG LAIN --

No comments:

Post a Comment