BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banjir
adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari
mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau
salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.
Banjir terbesar yang sudah
menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun sekali. Mengingat keadaan
ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah pertanyaan yang menggelitik
penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak ditanggulangi, atau tidak
tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi tradisi yang selalu berulang
setiap tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal biasa? Benarkah bahwa banjir
fantastik yang terjadi setiap lima tahun sekali itu sebuah kebiasaan alam
(ritual) yang memang pasti terjadi? Untuk mencoba menjawab pertanyaan di atas
maka dibuatlah makalah ini.
B.
Perumusan Masalah
a.
Apa yang menyebabkan banjir
terjadi ?
b.
Faktor-faktor apa sajakah
yang dapat memicu terjadinya banjir ?
c.
Bagaimana cara
menngantisipasi banjir ?
d. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
e.
Dampak terjadinya banjir ?
f.
Benarkah siklus banjir
tahunan dan dahsyatnya banjir lima tahunan memang sebuah tradisi yang pasti
terjadi ?
g.
Usaha-usaha apa saja yang
sudah dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengantisipasi dan mencegah
banjir tahunan tersebut ?
C.
Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini
bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir tahunan sering kali
terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan menanggulangi banjir
tahunan tersebut.
Dengan adanya karya ilmiah ini
diharapkan masyarakat mampu mengantisipasi atau mencegah agar banjir yang
sering kali terjadi di kemudian hari.
BAB II
ISI
Banjir adalah sebuah bencana
yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau bahkan mengalir deras pada
tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini sangat akrab
dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini. Banyak
masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar
banjir itu tidak lagi di alami oleh masyarakat Indonesia.
1. Jenis-jenis banjir yang
terjadi di Indonesia:
a. Banjir karena sungainya meluap
Banjir
ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air
yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah
seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri
sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi
akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai
itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
b. Banjir lokal.
Banjir
ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat
itu. Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah
dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga
karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal
sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
Saat
air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air
di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut.
Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat
yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan
terjadilah banjir.
2. Faktor-Faktor Penyebab Banjir
Pada
dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran
atau sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada
saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu
akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau
sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan
menguap ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya
banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa
alami? Karena dataran banjir terbentuk
akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk
akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya
air yang di bawa tapi juga tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran sungai.
Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat
dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi
pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi
pemukiman dan perkotaan. Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita
lihat yang tidak alami atau akibat dari perubahan.
Ada
dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan
dimana di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan
geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat
itu sendiri. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim
menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai
waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini
saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan
dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Perubahan
penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan . Penggunaan
lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll.
Sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi
menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi
apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.
3. Cara
Mengantisipasi Bencana Banjir
Kita
tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita tetapi
sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata datang
menghampiri kita. Cara mengantisipasi banjir antara lain :
a. Bila hujan deras turun
cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik seperti televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio
lokal yang akan terus mengabarkan kondisi / banjir yang akan
terjadi.
b. Siapkan barang-barang
seperti: Handphone dengan charger, senter dan baterai cadangan, makanan dan
minuman (menggunakan kemasan anti air atau dibungkus plastik), Surat-surat
berharga atau dokumen penting seperti sertifikat rumah, tanah, ijasah, dll
(dibungkus plastik), Radio kecil, bila handphone anda tidak memiliki fasilitas
Radio FM / televisi, Obat-obatan untuk dalam darurat, termasuk obat-obatan
untuk rawat jalan, Uang tunai, Selimut dan sarung , Pakaian secukupnya agar
tidak menjadi beban berat (bungkus dengan plastik agar tidak basah).
c. Isi bak / drum / torn
penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada / ditempatkan pada lantai
atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di saat sumber
air milik anda tercemar oleh air banjir. Untuk yang praktis, anda dapat mengisi air bersih pada kantung
plastik, mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat yang aman.
d. Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di
rumah / lingkungan anda, siapkan barang bawaan untuk mengungsi dan pantau terus
ketinggian air.
e. Sebelum air mulai
meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang lebih tinggi.
Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih dahulu
pada arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.
f. Bila diperkirakan air akan
menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi selagi mudah untuk dilakukan
(sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air benar-benar tinggi.
g. Tutup keran utama air bersih (terutama jika
menggunakan air ledeng / PDAM) bila ketinggian air hendak mencapai keran air.
h. Matikan / putuskan aliran
listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila ketinggian air hendak
mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan / dapat berbahaya.
i. Bila mengungsi, cobalah
cari informasi mengenai tempat penampungan sementara / posko banjir terdekat.
j. Bila tidak ada posko banjir, cari dan
pergilah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi tetapi lokasinya dekat dengan
tempat yang lebih tinggi lagi bila dibandingkan dengan tempat tersebut. Hal ini
untuk mencegah bila ternyata air banjir terus meluap / semakin tinggi.
k. Sebelum air terlalu
tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia, anak-anak, wanita dan
ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa yang menjaga rumah bila
anda khawatir akan keselamatan harta benda.
l. Bila anda terlambat
mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi, pergilah mengungsi secara
berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling tolong-menolong.
m. Saat mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak
terjatuh dan hanyut terseret arus banjir yang lebih deras.
n. Ketika berjalan menuju
tempat pengungsian, pertimbangkan untuk menggunakan tali tambang untuk
mempermudah evakuasi.
o. Siapkan jerigen bekas yang
kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung lainnya sehingga bila anda terjebak
di atap rumah dengan air yang semakin meninggi, anda dapat berusaha untuk
menyelamatkan diri anda secara darurat.
4. Cara
Menanggulangi Bencana Banjir
Cara-cara
menanggulangi bencana banjir antara lain:
a. Memfungsikan sungai dan
selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran
air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
b. Larangan membuat rumah di
dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para
pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya,
keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah
sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang
membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas
datang ke kota.
c. Menanam pohon dan
pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu
penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki
pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi
pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui
akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan
terjadi bila hujan tiba.
d. Larangan membuang sembarangan.
Sering kita lihat
spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta yaitu Bp. Fauzi
Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada kata yang bertuliskan
“inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir”. Inilah salah satu jargon
gubernur kita dalam upayanya mensosialisasikan larangan untuk membuang sampah
sembarangan.
Suatu kenyataan
bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir.
Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan berakhir di selokan jalan yang
mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar. Belum lagi jika di tambah
dengan sampah-sampah yang sengaja di buang ke selokan.
Kebanyakan orang
berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau rumah mereka.
Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang samapah ke selokan
karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.
Miris, tapi ini
adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang mencuci
piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang pelajar yang
membuang plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak contoh kongkrit
lainnya.
Begitu pula nasib
sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara langsung untuk
mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi pembuangan sampah
memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum.
5. Adapun dampak
akibat banjir:
Dengan melihat segala sesuatu dari dua
sisi secara objektif, sekalipun banjir memiliki dampak negatif yang besar,
banjir
juga memiliki dampak positif.
a.
Dampak positif akibat banjir
antara lain:
Bila banjir
yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi
kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.
Ketika dilanda banjir,
otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari jalan alternatif untuk
menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama jiwa kita dan
keluarga atau orang terdekat kita.
Saat banjir
akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda
dengan imbalan tentunya.
Setelah mengetahui penyebab, akibat dan
dampak banjir, manusia akan berpikir untuk
peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.
Pada saat terjadi banjir,
manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya dan berlomba-lomba untuk
memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.
Bila banjir
yang cukup parah, aliran listrik kadang perlu dimatikan PLN untuk
mengantisipasi bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah
kita menghemat energi listrik walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu
banyak menonton sinetron atau tayangan yang tidak mendidik.
Selain banjir
dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir
juga dapat memutar roda perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan dan
prasarana seperti rumah, gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir
akan menjadi proyek tersendiri bagi para kontraktor. Selain itu, bahan makanan,
minuman serta selimut akan lebih laris/ laku terjual .
Bila terjadi banjir,
pemulung akan mendapat “panen” barang-barang yang rusak atau hanyut terbawa banjir.
b. Dampak negatif
akibat banjir:
Banjir dapat menghancurkan rumah, gedung,
jembatan, jalan dan masih banyak lagi.
Dampak paling umum dari banjir
adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air pada jalan yang
cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk puso / container tidak bisa
melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun
dapat terganggu.
c. Banjir merusak dan bahkan
menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa
manusia. Kerugian yang disebabkan banjir
diantaranya adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat
berharga (sertifikat, ijazah, dll), perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung,
dan yang paling berharga: jiwa manusia.
Listrik sudah menjadi kebutuhan
sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir,
listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan
betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
Dengan adanya banjir,
otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah terganggu, kerja
terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir,
semua aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara
waktu.
Perekonomian terganggu karena banjir
merendam sawah sehingga panen/ produksi padi terganggu, karena transportasi
terputus bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin
membutuhkan biaya tambahan karena harus mencari jalan alternatif walaupun lebih
jauh.
Saat banjir
datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah
pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak ), dan masih banyak lagi. Selain
dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau
bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
Banjir menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah
berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan minuman yang sehat akan lebih
susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena terlalu sering kena
air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.
Semakin deras air banjir,
kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjir
akan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan semakin mungkin
terjadi.
Bila banjir
melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman
disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat
berubah dengan drastis. Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian,
hutang yang semakin menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan
jiwa.
6. Sekilas tentang
tradisi banjir tahunan dan 5 tahunan
Di
Jakarta tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi bangunan
bertingkat. DAS kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh limbah
pabrik dan banyak pula tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar membuang
sampah ke Sungai. Kurangnya daerah hijau (tempat resapan air) dan DAS yang kini
tidak dapat berfungsi secara baik yang menjadi sedikit penyebab terjadinya banjir
tahunan di Jakarta. Belum lagi jika ada air kiriman dari Bogor, karena tidak
jarang, warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan bukan pada saat musim
penghujan.
Banjir
yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu hadir. Tamu tahunan
yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan kehadirannya.
Konon,
tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada periode lima
tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali itu. Pada
Febuari 2007 lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi sebagian besar
ibu kota, bahkan sempat memutus akses dan mengakibatkan kemacetan di mana-mana.
Kalau
kita hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun ini). Wajar
saja jika sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana itu
terulang kembali karena, disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki rasa
trauamatik tersendiri.
Namun, menurut kepala badan
meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Kepala BMKG) Dr. Sri Woro B Harijono.
BMKG tidak mengenal banjir lima tahunan.
Banjir tidak mengenal siklus.
Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir dipengaruhi oleh tiga hal, yakni
penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan di Samudra Hindia.
Suhu di Indonesia serta di
Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu tersebut akan berpengaruh
pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh pada kecepatan pembentukan
massa uap air di udara, dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya curah
hujan. Jika suhu di Indonesia lebih hangat, maka suhu di Pasifik lebih dingin.
Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke
Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke
rendah. Angin akan memicu pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan
potensi curah hujan.
Pada tahun 2007, aktivitas di
Pasifik memang meningkat secara signifikan. Peningkatan aktivitas itulah yang
menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena peningkatan cukup signifikan,
kenaikan curah hujan juga signifikan, mengakibatkan banjir lebih besar.
Suhu muka laut di Indonesia
memang saat ini lebih hangat, sementara Pasifik lebih dingin. Namun, perbedaan
ini tidak terlalu besar sehingga tidak memicu peningkatan aktivitas secara
signifikan di Indonesia. Pada Desember 2011 hingga Maret 2012, pembentukan
massa uap air dan curah hujan memang meningkat. Puncak musim hujan terjadi pada
Desember 2011 dan Januari 2012. Namun, peningkatannya tidak signifikan.
Dari hal
tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan aktivitas
memang terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara meteorologi,
potensi banjir tahun 2012 tidak akan sebesar tahun 2007.
Aktivitas Samudra Pasifik dan
Hindia secara signifikan inilah yang tidak bisa dipastikan apakah akan terjadi
dalam periode tertentu, misalnya lima tahun. Karenanya, tidak bisa dipastikan
pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam hal ini Jakarta, sebagai
wilayah yang dipengaruhi tiap lima tahun.
7. Usaha-Usaha
Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir
Dewan
Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek rehabilitasi
sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir DKI Jakarta.
Studi
menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir di
Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada
kapasitas semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu
mitigasi banjir. Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan melakukan
pengerukan pada sebelas saluran air sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas
65 hektar, untuk membantu mengembalikan
kapasitas aliran air.
Rencana
yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini akan
merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan
pada titik-titik prioritas sistem manajemen banjir Jakarta.
Proyek
ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena dampak
banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti Kerangka
Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kerangka
Kebijakan ini konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses
permukiman kembali dan mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan
memperoleh akses perumahan yang memadai.
Proyek
Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood Mitigation
Project" akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan
pemerintah Pusat serta Pemda DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana
pendamping sebesar 49,71 juta dolar AS. Saat ini, Jakarta telah
menderita kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang terjadi pada bulan
Januari 1996, Februari 2001, dan Februari 2007. Banjir pada 2007
menggenangi sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta
penduduk dan memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih
dari 70 orang meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir
berakibat kepada lebih dari 200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai
900 juta dolar AS.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Banjir rutin tahunan yang menjadi tradisi
warga kota jakarta bukanlah hal yang baru kita alami. Sudah sejak
bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin kini makin parah, namun
warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5 tahunan tidaklah
benar-benar ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.
Banjir tersebut bukan karena tidak adanya
tindakan antisipasi oleh warga juga tidak adanya gerakan oleh pemerintah.
Banyak cara sudah dilakukan warga dan pemerintah untuk dapat mencagah datangnya
bencana tahunan tersebut seperti, kerjabakti secara berkala dan di buatnya
gorong-gorong, namun semua itu tidak akan optimal karena semakin sedikitnya
daerah resapan air.
B. Saran
Sebagai warga yang baik maka hendaknya
kita menjaga ligkungan sekitar seperti, tidak membuang sampah ke kali atau
selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menyemen halaman luar kita
agar ada tempat untuk air meresap.
Daftar Pustaka
Ahira,
Anne._______. Cara Mencegah Banjir yang
Efektif. ________: http://www.anneahira.com
Aimyaya. 2011. Jenis-Jenis serta Berbagai Faktor Penyebab
Banjir. _______: http://www.aimyaya.com
Amrilah, Fajri.
2012. Siklus 5 Tahunan. Jakarta: http://www.fajriamrillah.com
__________. 2012.
__________________________. Jakarta: http://www.kompas.com
No comments:
Post a Comment