Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Thursday, September 22, 2016

Makalah Guru dan Proses Belajar Mengajar



I.       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Interaksi instruksional antara guru dengan siswa, istilah proses mengajar - belajar (PMB) dipandang lebih tepat dari pada proses belajar mengajar (PBM).
Alasannya karena dalam proses ini yang hampir selalu lebih dahulu aktif adalah guru (mengajar), lalu diikuti oleh siswa (belajar) bukan sebaliknya (Perhatikan model 14 halaman 253). Selain itu pakar psikologi pendidikan kelas dunia seperti Barlow (1985) dan Good dan Bropy (1990) menyebutkan hubungan timbal balik antara guru - siwa dengan istilah “teaching - learning proses” bukan “learning - teaching proses”.  Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis - pedagogis. [1]
Nah, disini akan kami bahas arti penting guru dan juga mengurai hal - hal pokok mengenai kompetensi dan profesionalisme guru dalam konteks proses belajar mengajar



B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis akan mengemukakan permasalahan sebagai berikut :
1)      Apa arti guru ?
2)      Apa saja kakakteristik kepribadian guru ?
3)      Apa kompetensi profesionalisme guru ?
4)      Bagaimana hubungan guru dengan proses belajar mengajar ?


C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami apa arti guru dan pentingnya guru dalam proses belajar mengajar









II.    PEMBAHASAN

A.    Guru
Guru yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar (UUSPN tahun 1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3). Selanjutnya, kegiatan mengajar yang dilakukan guru itu tidak hanya berorientasi pada kecakapan - kecakapan berdimensi ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi ranah rasa dan karsa. Sebab dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar, dalam arti mengubah seluruh dimensi perilakunya. Perilaku ini meliputi tingkah laku yang bersifat terbuka seperti keterampilan membaca (ranah karsa), juga yang bersifat tertutup seperti berfikir (ranah cipta) dan berperasaan (ranah rasa)   

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat - alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru.  Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya, pada masa mendatang ada harapan baru yang cukup menjanjikan bagi guru dan orang yang ingin menjadi guru dengan keluarnya PP RI No. 38/1992 yang memuat 64 pasal tentang tenaga kependidikan.  Kehadiran ini membawa implikasi (hubungan keterlibatan ) yang cukup fundamental dan realistis meskipun dalam beberapa hal tertentu masih perlu dipertanyakan. [2]

Idealnya, seseorang yang memiliki bakat untuk menjadi guru terlebih dahulu menempuh pendidikan formal keguruan selama kurun waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan institusi kependidikan yang akan menjadi tempat kerjanya.


B.     Karakteristik kepribadian guru

Karakterstik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi : 1) fleksibilitas kognitif;  2) keterbukaan psikologis;.  Untuk lebih jelasnya, dua ciri khas kepribadian tersebut akan diuraikan secukupnya berikut ini.  

1.      Fleksibilitas Kognitif Guru
     Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.

Dalam PBM, Fleksibilitas kognitif guru terdiri atas tiga dimensi yakni :
a.       Dimensi karakteristik pribadi guru;
b.      Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa; dan
c.       Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.

2.      Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru

     Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru.

     Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor - faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas.


C.    Kompetensi profesionalisme Guru

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan.  Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yang meliputi :

1)      Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta);
     Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
a.       Ilmu pengetahuan kependidikan
Disiplin ilmu kependidikan ini terdiri atas dua macam, yaitu : pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan khusus. Pengetahuan kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan, sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu, teknik evaluasi, praktik keguruan, dan sebagainya.
b.      Ilmu pengetahuan materi bidang studi
Meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

2)      Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa);

     Aneka ragam kompetensi ranah rasa akan diurakan berdasarkan hasil penelitian Bezzina (1990), Bezzina dan Butcher (1990), dan Burns (1991) :
a.       Konsep - diri dan harga - diri guru
b.      Efikasi - diri dan efikasi kontekstual guru
c.       Sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain


3)      Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa);

     Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.

     Adapun kecakapan ranah karsa guru yang khusus, meliputi keterampilan - keterampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan)

D.    Hubungan guru dengan proses belajar mengajar

Beberapa hal pokok mengenai hubungan antara guru dan proses belajar - mengajar meliputi 3 hal, yaitu : [3]
1.      Konsep dasar proses belajar - mengajar
Hal - hal yang termasuk dalam pembahasan konsep PBM ini meliputi :
a.       Definisi dan komunikasi dalam proses belajar - mengajar
Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (proses belajar mengajar) ialah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar

Komunikasi Multiarah dalam PBM
 











b.      Sasaran kegiatan proses belajar - mengajar
Sasaran yang dituju oleh PBM bersifat bertahap dan meliputi beberapa jenjang dari jenjang yang konkret dan langsung dapat dilihat dan dirasakan sampai yang bersifat nasional dan universal.  Ditinjau dari sudut waktu pencapaiannya, sasaran PBM dapat dikategorikan dalam 3 macam :
1)      Sasaran - sasaran jangka pendek, seperti TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus)
2)      Sasaran - sasaran jangka menengah, seperti tujuan pendidikan dasar, yakni untuk mempersiapkan siswa mengikuti pendidikan menengah.
3)      Sasaran - sasaran jangka panjang, seperti tujuan pendidikan nasional

Perumusan sasaran proses belajar mengajar
Pertama, setiap guru hendaknya memilih dan menggunakan kata - kata yang mencerminkan perilaku tertentu yang menjadi sasaran PBM
Kedua, guru hendaknya merumuskan dan menetapkan kondisi - kondisi penting yang berhubungan dengan perilaku hasil PBM.
Ketiga, guru hendaknya menetapkan batas kualifikasi minimal perilaku dan penampilan atau kinerja (performance) yang dapat diterima.

c.       Strategi perencanaan proses belajar - mengajar

Guru perlu menyusun langkah - langkah konkret dan operasional untuk segera diimplementasikan (dilaksanakan) dalam PBM, langkah - langkah konkret ini meliputi :
Pertama, guru hendaknya merumuskan dan menetapkan tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajan khusus (TPK)
Kedua, guru hendaknya memilih dan menetapkan sistem pendekatan belajar - mengajar yang dipandang paling cocok (efisien dan efektif)
Ketiga, menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan minimum yang dicapai para siswa.

d.      Strategi pelaksanaan proses belajar - mengajar

Dalam melaksanakan rencana kegiatan PBM, guru seyogyanya pandai - pandai menentukan pendekatan sistem pengajaran yang benar - benar pas dengan sifat pokok bahasan, kemampuan para siswa, dan tujuan instruksional yang hendak dicapai.

e.       Faktor - faktor yang mempengaruhi proses belajar - mengajar
Baik buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses instruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor - faktor yang meliputi :
-          Karakteristik siswa;
-          Karakteristik guru;
-          Interaksi dan metode;
-          Karakteristik kelompok;
-          Fasilitas fisik;
-          Mata pelajaran;
-          Lingkungan alam sekitar

2.      Fungsi guru dalam proses belajar - mengajar

     Pada asasnya, fungsi atau peranan penting guru dalam PBM ialah sebagai director of learning  (direktur belajar).  Menurut Gagne, setiap guru berfungsi sebagai :
a.       Guru sebagai designer of instruction
Artinya sebagai perancang pengajaran, fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasilguna dan berdayaguna.
b.      Guru sebagai manager of instruction
Artinya sebagai pengelola pengajaran, fungsi ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan dan mengendalikan) seluruh tahapan proses belajar mengajar.
c.       Guru sebagai evaluator of student learning
Yakni sebagai penilai hasil pembelajaran siswa.

3.      Posisi dan ragam guru dalam proses belajar - mengajar

     Dalam PBM setiap materi pelajaran, posisi guru sangat penting dan strategis.
a.       Posisi guru dalam proses belajar - mengajar
Sebagai pemegang hak otoritas atas cabang - cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan.
b.      Ragam guru dalam proses belajar - mengajar
-          Guru otoriter
Berkuasa sendiri atau sewenang - wenang
-          Guru laissez - faire
Padanannya adalah individualisme / faham yang menghendaki kebebasan pribadi
-          Guru demokratis
Memperhatikan persamaan hak dan kewajiban semua orang
-          Guru otoritatif
Berwibawa karena adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan.

     Demikianlah sedikit pemaparan tentang guru dan proses belajar - mengajar, tentu pemaparan di atas masih terlalu bersifat umum dan kurang terperinci.














































III. KESIMPULAN / PENUTUP

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1.      Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya adalah mengajar.

2.      Karakteristik kepribadian guru meliputi : fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

3.      Kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya

4.      Kompetensi guru meliputi :
1)      Kompetensi kognitif
2)      Kompetensi Afektif
3)      Kompetensi Psikomotor

5.      Ragam kepemimpinan dalam proses belajar mengajar terdiri atas :
1.      Guru otoriter
2.      Guru laissez - faire
3.      Guru demokratis
4.      Guru otoritatif
































IV. DAFTAR PUSTAKA


Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan - Dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Mizan

Wasty, Soemanto, 1998. Psikologi Pendidikan - landasan kerja pemimpin pendidikan.
Jakarta : PT Rineka Cipta








[1]. Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan - Dengan Pendekatan Baru. Mizan : 1995 hlm. 220
[2]. Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan - Dengan Pendekatan Baru. Mizan : 1995 hlm. 223
[3]. Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan - Dengan Pendekatan Baru. Mizan : 1995 hlm. 237

No comments:

Post a Comment