Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Thursday, September 22, 2016

Makalah Evaluasi Kurikulum


EVALUASI KURIKULUM
A. Pendahuluan              
               Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Makalah  ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, peranan evaluasi kurikulum,  model-model evaluasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan mikro.


B. Rumusan masalah
              Dari latar belakang diatas, pemakalah akan mengemukakan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum?
2. Apa  peranan evaluasi kurikulum?  
3. Apa saja model-model evaluasi kurikulum?
4. Bagaimana evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan mikro?
C. Pembahasan

    1. Pengertian Evaluasi Kurikulum

    Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.
   1. Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik      atau   yang  teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.
   2. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang  suatu program.
   3. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi  dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
   4. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang   sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.[1]
      Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.Sedangkan  pengertian kurikulum dalam pasal 1 Butir 19 UU  No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Naional adalah:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
      Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.

2. Peranan Evaluasi Kurikulum

        Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan sebagai institusi sosial mempunyai asal usul,sejarah struktur serta interest sendiri, beberapa karakteristik dari proyek-proyek kurikulum yang telah dikembangkan di inggris,umpamanya :[2]
      1. Lebih berkenaan dengan inovasi daripada dengan kurikulum yang ada
      2. Lebih berskala nasional daripada lokal
      3. Dibiayai oleh grant dari luar yang berjangka pendek daripada oleh anggaran         tetap
4.Lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian yang bersifat  psikometris daripada kebiasaan lama yang berupa penelitian sosial
 Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan  umumnya minimal berkenaan dengan 3 hal yaitu :[3]
1. Evaluasi sebagai moral judgement,konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai, hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya hal ini mengandung 2 pengertian: 1.evaluasi berisi suatu skala nilai moral,berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai 2.evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria suatu hasil dapat dinilai
2. Evaluasi dan penentuan keputusan, pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum banyak yaitu: guru, murid, orang tua, kepala sekolah,para inspektur,pengembangan kurikulum dll. Beberapa diantara mereka yang memegang peranan paling besar dalam penetuan keputusan.pada prinsipnya tiap individu di atas membuat keputusan sesuai dengan posisinya.
3. Evaluasi dan konsesus nilai dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh orang-orang yang ikut terlibat dalam kegiatan penilaian atau evaluasi,para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari: orang tua murid, guru,pengembang kurikulum, administrator, ahli politik, ahli ekonomi,penerbit,arsitek dsb.Bagaimana caranya agar di antara mereka terdapat kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu konsensus.Secara historis konsensus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen.

3. Model-model evaluasi kurikulum

             Di bawah ini beberapa model evaluasi kurikulum:
       1. Evaluasi model penelitian
      a. Tes psikologi pada umumnya mempunyai dua bentuk yaitu tes intelegensi yang     ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku skolastik.
   b. Eksperimen lapangan dalam pendidikan, dimulai tahun 1930 dengan  menggunakan metode yang biasa digunakan dalam penelitian botani pertanian, ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam ekperimen tersebut :
          1. Kesulitan administrasi, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen.
         2. Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan suasan kelas yang     sama untuk  kelompok-kelompok yang diuji
        3. Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol
       4. Adanya keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapt dilakukan.[4]
     2. Evaluasi model objektif
               Evaluasi model objektif ( model tujuan ) berasal dari amerika serikat,perbedaan   model objektif dengan model komparatif ada dalam dua hal :
1) Dalam model objektif evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum
2) Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif ( tujan khusus ).
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif :
1. Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum.
2. Merumuskan tujuan-tujuan dalam perbuatan siswa.
3. Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
4. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Dasar-dasar teori tylor dan bloom menjadi prinsip sentral dalam berbagai    rancangan kurikulum dan mencapai puncaknya dalam sistem belajar berprogram dan sistem intruksional. Sistem pengajaran yang terkenal adalah ipi (individually prescribed instruction). Suatu program yang dikembangkan oleh learning research and develovment centre unuversitas pittsburg. Dalam ipi anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur yaitu:
1. Tujuan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah- daerah tingkat-tingkat   dan unit-unit.
2. Suatu prosedur program testing.
3. Pedoman prosedur penulisan.
4. Materi dan alat pengajaran.
5. Kegiatan guru dalam kelas.
6. Kegiatan murid dalam kelas.
7. Prosedur pengelolaan kelas.[5]
     3. Model campuran multivariasi.
              Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model tylor dan bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Metode-metode tersebut masuk ke bidang kurikulum setelah komputer dan program paket berkembang yaitu tahun 1960. Program paket berisi program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkan pengetahuan komputer untuk menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan computer memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan dengan computer.
    Langkah- langkah model multivariasi tersebut adalah :
1. Mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/diteliti.
2. Pelaksanaan program.
3. Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode global dan metode unsure dapat disiapkan tes tambahan.
4. Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer.
     5.Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dan beberapa variable yang berbeda.
       Beberapa kesulitan dihadapi dalam model campuran multivariasi ini:
1. Diharapkan memberi tes statistik yang signifikan (model kurikulum ini lebih sesuai bagi evaluasi skala besar.
2. Terlalu banyak variabel yang perlu dihitung pada suatu saat kemampuan computer hanya sampai 40 variabel
3. Meskipun model multivariasi telah mengurangi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah-masalah perbandingan.[6]
   4. Evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan mikro
1. Evaluasi pada tingkat mikro
A. Tujuan evaluasi
                       Ada sekurang-kurangnya dua tujuan pokok yang ingin dicapai   melalui kegiatan evaluasi kurikulum pada tingkat mikro ini:
Þ Mengukur efek pengajaran tujuan utama evaluasi program pada tingkat mikro adalah untuk memperoleh gambaran tentang efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah diberikan terhadap penguasaan,kemampuan yang ingin dicapai dalam suatu mata ajaran
Þ Efek atau pengaruh tersebut dapat diketahui bila dilakukan perbadingan antara hasil yang dicapai peserta didik sebelum dan sesudah pengajaran diberikan.
Þ Memperbaiki pengajaran,disamping untuk keperluan pengukuran efek atau pengaruh pengajaran evaluasi program tingkat mikro bertujuan pula untuk memperoleh gambaran ataupun inpormasi tentang bagian-bagian pelajaran yang masih belum dipahami oleh para peserta didik.
B. Jenis-jenis evaluasi
Þ Evaluasi awal di lakukan sebelum pengajaran diberikan,fungsinya ialah untuk mengetahui kemampua awal peserta didik tentang pelajaran yang akan diberikan.
Þ Evaluasi antara ; dilakukan pada setiap unit bahan yang diberikan dalam suatu mata pelajaran,dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk evaluasi yang lain tentang unit yang bersangkutan.
Þ Evaluasi akhir dilaukan setelah pengajaran diberikan.fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai pesrta didik pada akhir program.
2. Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro
                 Berikut ini berturut-turut akan dijelaskan tentag tujuan,jenis,dan skema  kegiatan evaluasi kurikulum yang tingkat lebih makro.
A. Tujuan evaluasi
                  Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro dilakukan untuk menghasilkan masukan-masukan yang diperlukan bagi penyusunan dan perbaikan :
Þ tujuan dan program kurikulum
Þ bahan dan peralatan / fasilitas pendidikan
B. Jenis evaluasi
           Untuk mencapai tujuan evaluasi ada 4 jenis evaluasi yang perlu dilakukan :
Þ evaluasi kontek : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam perencanaan program, khususnya dalam penentuan tujuan dan program kurikulum diklat
Þ evaluasi masukan : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan pendidikan yang meliputi bahan ajar, sarana / alat penunjang media pengajaran staf pengajar ,dan sebagainya.
Þ evaluasi proses / hasil jangka pendek : informasi untuk keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup baik informasi tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik selama dan pada akhir tiap unit program.
Þ evaluasi dampak / hasil jangka panjang : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.[7]
D. Kesimpulan
      
a. Evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.

b. Peranan evaluasi kurikulum:
     1. Sebagai moral judgement
     2. Evaluasi dan penentuan keputusan
     3. Evaluasi dan konsensus nilai
c.  Model-model evaluasi kurikulum:
     1. Evaluasi model penelitian
     2. Evaluasi model obyektif
     3. Model campuran multivariasi
d. Evaluasi pada tingkat makro dan mikro

Daftar Pustaka

   Http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang- dihadapi


Sukmadinata, Nana Syaodih , Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek),
               Bandung: Remaja Rosdakarya .2000






      [1] http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04
      [2] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), 2000, Bandung: Remaja Rosdakarya hlm. 179
[3] Ibid  hlm. 180- 182
[4] Ibid  hlm. 185-186
[5] Ibid  hlm. 186-187
[6] Ibid  hlm. 188
[7] www. scribd. com   

No comments:

Post a Comment