A.
Pendahuluan
Evaluasi merupakan bagian dari
sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan,
organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa
evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam
rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Makalah
ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, peranan
evaluasi kurikulum, model-model evaluasi
kurikulum, dan evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan mikro.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang
diatas, pemakalah akan mengemukakan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian
evaluasi kurikulum?
2. Apa peranan evaluasi kurikulum?
3. Apa saja
model-model evaluasi kurikulum?
4. Bagaimana
evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan mikro?
C. Pembahasan
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pemahaman
mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan
pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena
itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari
kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi
kurikulum.
1. Pengertian
evaluasi menurut joint
committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang
teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.
2. Purwanto
dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan
prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat
keputusan tentang suatu program.
3. Rutman and
Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk
menilai implementasi dan outcomes suatu program yang
berguna untuk proses membuat keputusan.
4. Chelimsky 1989 mendefinisikan
evaluasi adalah suatu metode penelitian yang
sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu
program.[1]
Dari definisi
evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan
prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program.Sedangkan
pengertian kurikulum dalam pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Naional adalah:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di
atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah
penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan
efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk
membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
2. Peranan Evaluasi
Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat
sebagai proses sosial dan sebagai institusi sosial mempunyai asal usul,sejarah
struktur serta interest sendiri, beberapa karakteristik dari proyek-proyek
kurikulum yang telah dikembangkan di inggris,umpamanya :[2]
1. Lebih berkenaan dengan inovasi
daripada dengan kurikulum yang ada
2. Lebih berskala nasional daripada lokal
3. Dibiayai oleh grant dari luar yang
berjangka pendek daripada oleh anggaran tetap
4.Lebih
banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian yang bersifat psikometris daripada kebiasaan lama yang
berupa penelitian sosial
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum
khususnya pendidikan umumnya minimal
berkenaan dengan 3 hal yaitu :[3]
1. Evaluasi
sebagai moral judgement,konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai, hasil
dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan
selanjutnya hal ini mengandung 2 pengertian: 1.evaluasi berisi suatu skala
nilai moral,berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai 2.evaluasi
berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria suatu
hasil dapat dinilai
2. Evaluasi dan penentuan
keputusan, pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum banyak
yaitu: guru, murid, orang tua, kepala sekolah,para inspektur,pengembangan
kurikulum dll. Beberapa diantara mereka yang memegang peranan paling besar
dalam penetuan keputusan.pada prinsipnya tiap individu di atas membuat
keputusan sesuai dengan posisinya.
3. Evaluasi dan konsesus nilai
dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum
sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh orang-orang yang ikut terlibat dalam
kegiatan penilaian atau evaluasi,para partisipan dalam evaluasi pendidikan
dapat terdiri dari: orang tua murid, guru,pengembang kurikulum, administrator, ahli
politik, ahli ekonomi,penerbit,arsitek dsb.Bagaimana caranya agar di antara
mereka terdapat kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu konsensus.Secara
historis konsensus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes
mental serta eksperimen.
3. Model-model evaluasi
kurikulum
Di bawah ini beberapa model evaluasi
kurikulum:
1. Evaluasi model penelitian
a. Tes psikologi pada umumnya mempunyai dua
bentuk yaitu tes intelegensi yang ditujukan
untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku
skolastik.
b. Eksperimen lapangan dalam pendidikan, dimulai
tahun 1930 dengan menggunakan metode
yang biasa digunakan dalam penelitian botani pertanian, ada beberapa kesulitan
yang dihadapi dalam ekperimen tersebut :
1. Kesulitan administrasi, sedikit
sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen.
2. Masalah teknis dan logis, yaitu
kesulitan menciptakan suasan kelas yang sama untuk
kelompok-kelompok yang diuji
3. Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk
mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pengaruh guru-guru
tersebut sukar dikontrol
4. Adanya keterbatasan mengenai
manipulasi eksperimen yang dapt dilakukan.[4]
2. Evaluasi model objektif
Evaluasi model objektif ( model
tujuan ) berasal dari amerika serikat,perbedaan model objektif dengan model komparatif ada
dalam dua hal :
1) Dalam model objektif
evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan
kurikulum
2) Kurikulum tidak dibandingkan
dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif ( tujan khusus
).
Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh tim pengembang model objektif :
1. Ada kesepakatan tentang
tujuan-tujuan kurikulum.
2. Merumuskan tujuan-tujuan
dalam perbuatan siswa.
3. Menyusun materi kurikulum
yang sesuai dengan tujuan tersebut.
4. Mengukur kesesuaian antara
perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Dasar-dasar teori tylor dan
bloom menjadi prinsip sentral dalam berbagai rancangan kurikulum dan mencapai puncaknya
dalam sistem belajar berprogram dan sistem intruksional. Sistem pengajaran yang terkenal adalah ipi (individually
prescribed instruction). Suatu program yang dikembangkan oleh learning research
and develovment centre unuversitas pittsburg .
Dalam ipi anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur yaitu:
1. Tujuan-tujuan pengajaran
yang disusun dalam daerah- daerah tingkat-tingkat dan unit-unit.
2. Suatu prosedur program testing.
3. Pedoman prosedur penulisan.
4. Materi dan alat pengajaran.
5. Kegiatan guru dalam kelas.
6. Kegiatan murid dalam kelas.
7. Prosedur pengelolaan kelas.[5]
3. Model campuran multivariasi.
Evaluasi
model perbandingan (comparative approach) dan model tylor dan bloom melahirkan
evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan
unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Metode-metode tersebut masuk ke bidang
kurikulum setelah komputer dan program paket berkembang yaitu tahun 1960.
Program paket berisi program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkan
pengetahuan komputer untuk menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan
computer memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan
kelambatan. Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan dengan computer.
Langkah- langkah model multivariasi tersebut adalah :
1. Mencari sekolah yang
berminat untuk dievaluasi/diteliti.
2. Pelaksanaan program.
3. Sementara tim menyusun
tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode
global dan metode unsure dapat disiapkan tes tambahan.
4. Bila semua informasi yang
diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer.
5.Tipe analisis dapat juga digunakan untuk
mengukur pengaruh bersama dan beberapa variable yang berbeda.
Beberapa kesulitan dihadapi dalam model campuran multivariasi ini:
1. Diharapkan memberi tes
statistik yang signifikan (model kurikulum ini lebih sesuai bagi evaluasi skala
besar.
2. Terlalu banyak variabel
yang perlu dihitung pada suatu saat kemampuan computer hanya sampai 40 variabel
3. Meskipun model multivariasi
telah mengurangi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi
tetap menghadapi masalah-masalah perbandingan.[6]
4. Evaluasi kurikulum pada tingkat makro dan
mikro
1. Evaluasi pada tingkat mikro
A. Tujuan evaluasi
Ada sekurang-kurangnya
dua tujuan pokok yang ingin dicapai melalui
kegiatan evaluasi kurikulum pada tingkat mikro ini:
Þ Mengukur efek pengajaran tujuan utama evaluasi program pada tingkat mikro
adalah untuk memperoleh gambaran tentang efek atau pengaruh dari pengajaran
yang telah diberikan terhadap penguasaan,kemampuan yang ingin dicapai dalam
suatu mata ajaran
Þ Efek atau pengaruh tersebut dapat diketahui bila dilakukan perbadingan
antara hasil yang dicapai peserta didik sebelum dan sesudah pengajaran
diberikan.
Þ Memperbaiki pengajaran,disamping untuk keperluan pengukuran efek atau
pengaruh pengajaran evaluasi program tingkat mikro bertujuan pula untuk
memperoleh gambaran ataupun inpormasi tentang bagian-bagian pelajaran yang
masih belum dipahami oleh para peserta didik.
B. Jenis-jenis evaluasi
Þ Evaluasi awal di lakukan sebelum pengajaran diberikan,fungsinya ialah untuk
mengetahui kemampua awal peserta didik tentang pelajaran yang akan diberikan.
Þ Evaluasi antara ; dilakukan pada setiap unit bahan yang diberikan dalam
suatu mata pelajaran,dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk evaluasi yang lain
tentang unit yang bersangkutan.
Þ Evaluasi akhir dilaukan setelah pengajaran diberikan.fungsinya ialah untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai pesrta didik pada akhir
program.
2. Evaluasi kurikulum pada tingkat
yang lebih makro
Berikut ini berturut-turut
akan dijelaskan tentag tujuan,jenis,dan skema kegiatan evaluasi kurikulum yang tingkat lebih
makro.
A. Tujuan evaluasi
Evaluasi kurikulum pada
tingkat yang lebih makro dilakukan untuk menghasilkan masukan-masukan yang
diperlukan bagi penyusunan dan perbaikan :
Þ tujuan dan program kurikulum
Þ bahan dan peralatan / fasilitas pendidikan
B. Jenis evaluasi
Untuk mencapai tujuan evaluasi ada 4
jenis evaluasi yang perlu dilakukan :
Þ evaluasi kontek : evaluasi ini diadakan untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan dalam perencanaan program, khususnya
dalam penentuan tujuan dan program kurikulum diklat
Þ evaluasi masukan : evaluasi ini diadakan untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan
pendidikan yang meliputi bahan ajar, sarana / alat penunjang media pengajaran
staf pengajar ,dan sebagainya.
Þ evaluasi proses / hasil jangka pendek : informasi
untuk keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup baik
informasi tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik
selama dan pada akhir tiap unit program.
Þ evaluasi dampak / hasil jangka panjang : evaluasi
ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan
kembali keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang
diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.[7]
D. Kesimpulan
a. Evaluasi kurikulum
adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan
efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk
membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
b. Peranan evaluasi kurikulum:
1. Sebagai moral judgement
2. Evaluasi dan penentuan keputusan
3. Evaluasi dan konsensus nilai
c. Model-model evaluasi
kurikulum:
1. Evaluasi model penelitian
2. Evaluasi model obyektif
3. Model campuran multivariasi
d. Evaluasi pada tingkat makro dan mikro
Daftar Pustaka
Http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-
dihadapi
Sukmadinata, Nana Syaodih , Pengembangan
Kurikulum (Teori dan Praktek),
Bandung: Remaja
Rosdakarya .2000
No comments:
Post a Comment