Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Tuesday, April 7, 2020

Cara Agar Bisa Melihat Setan


Begini, sebelum mimin bongkar tips-tips dan rahasia cara agar bisa melihat setan mari kita berkenalan dulu setan itu siapa, nanti kalau sudah bisa melihat setan jangan kaget. Lebih-lebih bagi kalian yang punya riwayat penyakit gudik, eh jantung.

Setan itu..
Kata pak kiyai seperti yang sudah disebut dalam kitab suci, setan adalah salah satu jenis makhluk ciptaan Tuhan yang dibuat dari API. Salah satu kerjaan setan adalah menggoda manusia, yang dimaksud menggoda itu bukan nakut-nakuti semisal berubah jadi pocong, sundel bolong, gendruwo—terus ngagetin orang di jalanan yang sepi ya, tapi menggoda dalam artian agar manusia maksiat atau lupa kepada Tuhannya.

Lha itu min kok ada yang sering lihat penampakan pocongan, wewe gombel, tengkorak, dan lain-lain?
Oke.. jangan buru-buru protes dulu, nanti di belakang akan mimin bahas kok.

Kembali ke tema !
Apa bisa kita sebagai manusia melihat setan?
Bisa!! Lha itu teman-temanmu yang biasa ngajakin maksiat kan setan semua..,, haha bercanda gaes..
Sebenernya, menurut pendapat yang mashur setan (syaithon) itu cuma sekedar julukan untuk bangsa JIN yang nakal / jahat. Jadi makhluk jenis SETAN atau IBLIS itu nggak ada. Yang ada adalah JIN.  Nah, kalau setan adalah julukan yang disandang JIN, maka kita kita yang punya tabiat jelek juga bisa disebut setan. Sampai sini paham ya makna filosifisnya?

JIN adalah salah satu makhluk gaib bagi manusia, tapi sebenarnya sih bukan gaib menurut mimin kalo kita maknai secara hakikatnya.
Perkara gaib adalah sesuatu hal yang manusia, jin, bahkan malaikat tidak bakal bisa tahu, itu disebut GAIB. Contoh : soal hari kiamat, itu termasuk perkara gaib, tapi kalau bagi kita manusia JIN memang gaib karena alam atau dimensinya berbeda dengan manusia.

Lebih sederhananya begini..
JIN kan tercipta dari API, nah..,api itu apa sih?
Api adalah “cahaya gamma” dalam ilmu fisika, yaitu cahaya dan panas yang tiba-tiba memancar sebab reaksi pembakaran atau oksidasi (syarat terjadi pembakaran harus ada bahan yang bisa terbakar, panas, dan oksigen)
Apakah api itu termasuk dzat / benda?
Seperti yang kita ketahui kita mengenal ada tiga jenis dzat utama yakni dzat padat, cair, dan gas. Lalu apakah api masuk dalam kategori dzat/benda gas? TERNYATA TIDAK! Dalam fisika api dikategorikan sifat dzat jenis ke empat  yang disebut PLASMA. Apa itu plasma silahkan kawan-kawan cari tahu lebih detailnya di buku fisika atau google.

Agar lebih mudah memahami akan mimin beri analogi begini :
Anda mencubit pipi teman anda hingga membekas warna merah, nah warna merah itu adalah reaksi. Jadi warna pipi yang berubah memerah setelah dicubit itu BUKAN BENDA! Tapi bisa kita amati. Seperti penampakan API yang bisa dilihat dengan mata manusia, meskipun tidak berwujud benda tapi bisa terlihat cahanyanya, namun energi PANASnya api tidak bisa dilihat, hanya bisa kita rasakan. Ringkasnya API adalah REAKSI KIMIA, rumusnya seperti di bawah

CxHy + O2   → CO2 + H2O

Sekali lahi, API itu reaksi (oksidasi) bukan benda / dzat, melainkan reaksi yang memancarkan energi CAHAYA dan PANAS.
Sampai sini apakah kawan-kawan ada yang bingung? Bagi yang kurang akrab dengan ilmu fisika memang akan agak sulit memahami. Juga karena kita sebagai manusia lebih sering bersinggungan dengan benda kasat mata sehingga agak sulit mencerna hal-hal yang tidak kasat mata.

Tambahan lagi, apapun itu, selain Tuhan disebuh Makhluk, termasuk API yang hampir-hampir tidak bermasa dan berwujud, tapi ADA. Jadi JIN itu menurut mimin lebih pas kalau disebut bangsa halus—bukan bangsa gaib. Sebab nyatanya api itu bisa dipelajari dan diamati dengan ilmu. Bila merujuk informasi dari Tuhan yang menyebut JIN dicipta dari API, maka JIN itu sebenarnya sangat ilmiah sekali bukan?

Lalu, apakah yang mimin maksud dengan berbeda dimensi seperti yang disinggung di atas?
Nah, kalau sudah bahas dimensi ini sebenarnya bahasan tingkat tinggi, harus siap-siap otak panas, hehe

Yang dimaksud dimensi adalah: kita manusia hidup di alam wadat ruang 3 dimensi (panjang, lebar, tinggi—yang berupa alam semesta ini) ditambah satu dimensi lagi yakni dimensi ke empat yaitu waktu.
Sementara JIN atau MALAIKAT dimensi alamnya lebih tinggi, bisa jadi mereka ada pada dimensi ke 5 bahkan dimensi ke 6 atau malah dimensi 9.
  


Dari gambar di atas mari coba kita pakai model untuk memahami tingkatan dimensi. Gambar TABUNG yang ada dalam ruangan adalah makhluk 3 dimensi yang memiliki dimensi panjang, dimensi lebar, dan dimensi tinggi, atau bisa disebut memiliki volume. Sedangkan BIDANG DATAR seperti permukaan tembok atau bayangan dari tabung tersebut adalah makhluk 2 dimensi  yang cuma memiliki dimensi panjang dan dimensi lebar. Makhluk 2 dimensi tidak memiliki volume. Jadi bagi makluk 2 dimensi hanya bisa menangkap atau melihat tampilan / wujud makhluk 3 dimensi sebagai bidang datar lingkaran atau kotak, tergantung dari sudut mana makhluk 3 dimensi itu menampakkan wujudnya.  

Pada contoh gambar di atas, makhluk 2 dimensi (bayangan yang menempel pada dinding) TIDAK AKAN MUNGKIN bisa memasuki alam 3 dimensi yang berupa ruangan (punya dimensi panjang-lebar-tinggi) karena alam 2 dimensi hanyalah bidang datar yang hanya mempunyai dimensi panjang dan dimensi lebar. Pada alam 2 dimensi pergerakan hanya maju-mundur-menyamping, tidak akan ada gerakan ke bawah juga ke atas. Begitu pula penglihatan makhluk yang tinggal di alam 2 dimensi, ia tidak akan mungkin bisa melihat secara utuh tampilan utuh makhluk 3 dimensi, sebab untuk melihat semua sisi-sisi makhluk 3 dimensi haruslah melalui ruangan 3 dimensi, makhluk 2 dimensi hanya mampu melihat penampakan versi datar dari makhluk 3 dimensi. Sebaliknya makhluk 3 dimensi sanggup melihat secara utuh penampakan makhluk 2 dimensi, sebab alam 3 dimensi tersusun dari bidang-bidang datar yang tak terhitung jumlahnya.  Bagaimana apakah sudah panas otak anda? hehe

Tentunya kita sebagai manusia yang mendiami alam 3 dimensi tidak akan bisa menggambarkan seperti apa dimensi yang lebih tinggi itu, karena penggambaran kita hanya akan terbatas pada apa yang pernah kita amati dengan panca indera atau sejauh pengalaman otak berimajinasi.

Jadi.., JIN akan dengan mudah memasuki alam manusia karena dimensi alamnya lebih tinggi daripada alam manusia, tetapi manusia tidak akan sanggup masuk alam jin, kecuali manusia yang memiliki kemampuan metafisika, itu pun hanya bisa mengintip sedikit saja, tidak benar-benar bisa masuk ke alam jin, sebab alam manusia adalah alam wadat sementara alam jin adalah alam energi yang dimensinya lebih tinggi.

Nah, sekarang saatnya menepati janji, sesuai judul “bagaimana caranya agar bisa melihat setan”.
Mudah saja, berdirilah di depan cermin, yang tampak itulah setan..
Haha, jangan marah..
Kalau anda marah berarti energi setan telah merasuk ke dalam diri anda

Kalau yang anda maksud setan adalah hantu semisal pocong, genderuwo, kuntilanan, dan lain-lain itu—itu sebenarnya hanyalah persepsi atas ketakutan manusia saja. Itulah mengapa di luar negeri atau di setiap daerah jenis setan / hantu itu tidak sama.
Di indonesia tidak pernah dijumpai hantu mumi, valak, vampir, dan lain-lain seperti di film-film luar negeri.
Hantu-hantu yang sering dilihat oleh manusia tidak lain hanyalah manifestasi atau semacam hologram ketakutan yang diakibatkan oleh serangan energi jahat dari jin untuk menakut-nakuti manusia. Bahkan tidak jarang yang sebenarnya hanyalah halusinasi saja. Bahkan yang sering terjadi sebenarnya hanyalah gejala psikilogi yang disebut pareidolia yaitu kecenderungan otak atau perasaan manusia menganggap melihat penampakan wajah atau wujud manusia pada benda-benda yang dilihatnya.  Misalnya orang melihat karung putih di pinggir jalan dianggap sebagai pocongan, atau melihat bayangan hitam dianggap sebagai genderuwo, mendengar suara-suara aneh dianggap sebagai suara hantu.

Lalu bagaimana dengan penampakan-penampakan hantu yang terekam kamera itu?
Yah, kalau memang itu benar penampakan hantu / jin, tentu itu hanyalah penampakan cahayanya saja yang mewujud pada alam 3 dimensi manusia. Tentu jin mempunyai kemampuan merubah dirinya menjadi materi padat / partikel cahaya sehingga bisa terlihat versi 3 dimensinya oleh manusia, namun itu bukanlah wujud aslinya.

Sampai di sini dulu, semua pemaparan di atas hanyalah opini dan imajinasi liar mimin, barangkali anda punya pendapat yang berbeda silahkan tulisa di kolom komentar.
Wallahu ‘alam

No comments:

Post a Comment