“ sudah
capek saya Min nyari kerja kesana kemari ” curhat Giyo ke Gimin ketika kongkow
di pos ronda berduaan.
“
emangnya yang kau cari itu kerjaan yang kek gimana? Lha kok sulit amat, udah
hampir setahun nggak dapat-dapat “.
“
yaa setidaknya yang sesuai sama ijasahku lah “.
“
Gitu ya?, tadinya kupikir kau salah satu anak muda yang beruntung di kampung
kita ini. Sejak kecil di sekolahkan di sekolah bagus, SMP-SMA-sampai Kuliah di
kampus yang ternama, lha kok makin kesini makin kasihan malah aku sama kau, tersiksa
banget keknya.. wkwkwk “
“
wow.. dancuk koen…, lha mau gimana lagi, aku harus mikiran orang tua juga dong.
Mereka akan malu kalau anaknya nganggur kelamaan atau kerja yang biasa-biasa
saja sama kayak yang nggak sarjana”.
“
Lhah emang orang sekampung sini akan kompak ngejek atau ngolok-ngolok
keluargamu? ”
“
Ya pastinya.., kata ibuku sebagian emak-emak sudah ada yang nggunjingin diriku
karena terlihat lontang lantung nongkrong di pos ronda “
“
Yaa kan nggak semuanya Yo, kalo emak-emak yang hobi nggosip apapun emang bisa
jadi bahan lah, kau itu hanya salah satunya. Seperti apapun keadaanmu pasti
akan ada aja yang digunjingin “
“
Pusing sekali Min ada di posisiku, yang nampak emang kelihatan enak, tapi beban
moralnya ini lho yang berat “
“
Yaa harusnya dulu kau tolak saja ambisi ortumu yang minta kau jadi sajana “
“ Wow
nggak semudah itu perguso.., kau tau sendiri ortuku dikenal kaya raya di
kampung ini, malu dong kalau anaknya nggak kuliah “
“
Yaa kan sekarang sudah terlanjur terjadi, yang bisa kau lakukan saat ini adalah
memberi paham ke ortumu bahwa kuliah itu dalam rangka menimba ilmu yang lebih
tinggi, bukan semata mencari ijasah atau mendapat gelar sarjana “
“
Lhadalah, nanti malah timbul masalah baru lagi! Kau tau kalau aku selama kuliah
itu nggak sungguh-sungguh, nggak ada mata kuliah satupun yang aku mateng di
situ. Kau juga tau sendiri kalau aku ini minatnya di dunia seni, malahan orang
tua minta ambil jurusan ekonomi”
“
Waduuh, rumit juga ya. Tapi emang yang kayak gitu umum terjadi sih Yo, bukan
kau saja yang ngalamin. Sangat banyak sekali orang tua atau anak yang sejak
awal salah niat kuliyah. Mereka nggak menakar kapasitas diri dan keadaan
terlebih dahulu, asal daftar kuliyah saja. Padahal kuliyah itu butuh proses
yang lama bertahun-tahun pun ongkos yang tidak sedikit. Kalau macam keluargamu
mah paling nanggung malu saja, kalau mereka yang ekonominya pas-pasan….
Alih-alih bermaksud mendapatkan masa depan yang lebih baik malah nggak dapat
apa-apa. Lamar kerja di perusahaan nggak dapat-dapat karena banyak saingan,
sawah ladang udah terlanjur dijual buat ongkos kuliah dulu. Mau kerja seadanya
gengsi karena status sarjananya”.
No comments:
Post a Comment