Seorang wanita muda nan cantik
datang ke padepokan Mbalong hendak menemui mbah Paing. Bersama sopir pribadinya
si wanita terpaksa memarkir mobilnya di perkampungan warga kemudian
melanjutkannya berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh 2 kilometer karena
padepokan Mbalong berada di lereng pegunungan.
“
Saya jauh-jauh dari Jakarta sampai sini, di perjalanan sangat capek, masih
harus berjalanan kaki lagi. Saya harap mbah beneran sakti dan pintar seperti
yang banyak diomongkan orang-orang, bisa memberi solusi segala masalah, saya
siap membayar berapapun yang mbah minta ” celoteh si wanita tanpa basa-basi
begitu bertemu mbah Paing.
“
istirahat barang sejenak dulu nduk,
murid mbah sudah menyiapkan santapan ala kadarnya di gubuk depan, kasihan juga
masnya ini tampak kelelahan, nanti ketemu lagi sama mbah, mbah mau tengok kebun
kopi sebentar “.
********
Dua
jam kemudian..
“
sudah agak berkurang capeknya nduk? Silahkan ceritakan apa masalahmu”
“
rumah tanggaku diambang kehancuran diganggu pelakor jalang mbah, saya heran
kenapa suamiku bisa tergoda dengan wanita lain, padahal si pelakor itu biasa
saja tampangnya, masih kalah jauh sama saya soal kecantikan “
“
hemm, gitu ya..?. oh ya gimana tadi ketela gorengnya, suka? “
“
Wah, mantul mbah, mantap betul, apalagi air kendinya—segar dan dingin!, sayang
bu bos nggak mau nyoba, tetep cemberut dari tadi, hehe“. Sahut si mas sopir.
“kamu
itu ya, sopir kurangajar. Berani-beraninya ngledekan bosmu, tak potong nanti
gajimu baru tau rasa”.
“eeh,
nggak bolek gitu nduk! Secara teknis dia berstatus sopirmu hanya saat sedang memegang
setir mobilmu. Harusnya dia cukup menunggu di desa bawah sana, kalau dia
bersedia mengantarmu naik kesini juga itu bonus dari dia, status dia saat ini boleh
dibilang adalah temanmu”.
“saya
lagi gak mood diajak bercanda mbah!. Gimana mbah solusinya masalahku tadi?”
“Gini
nduk, dengarkan baik-baik apa yang akan mbah sampaikan, kalau perlu rekam
suaranya mbah, nanti bisa diputer ulang selepas dari sini. Yang pertama harus
kamu garis bawahi, mbah ini bukan orang pinter apalagi sakti. Mbah ini hanyalah
orang yang kebetulan sudah tua, berkesempatan menyimak banyak cerita kehidupan.
Jadi kalau kamu nanti bisa memetik sejumput kebijaksanaan dari mbah itu karena
kehidupan memang bekerja seperti itu.
Yang
kedua mbah ingin menanggapi soal perempuan penganggu rumah tanggamu yang kau
bilang tidak lebih cantik darimu. Perselingkuhan itu bukan hanya karena
laki-laki terpana oleh godaan, tapi bisa juga karena tersandera oleh
kenyamanan. Kamu boleh lebih cantik dari perempuan manapun tapi belum tentu
kamu bisa memberikan kenyamanan. Kamu harus cari tahu apa-apa yang membuat perhatianmu
suami teralihkan. Belajarlah, petiklah ilmu dari perempuan yang kau sebut pelakor
itu. Kenapa suamimu bisa menemukan
kenyamanan di tempat lain, bukan di meja makan dan dan kamarmu. Meskipun kau
merasa tiada yang kurang apapun, kau tetap patut bermuhasabah atau introspeksi
diri.
Barangkali
ada ucapan dan perilakumu yang menyakiti pasanganmu, bisa jadi pasanganmu
mendapatkan sanjungan dari perempuan lain yang tidak pernah dia dapat darimu,
bisa jadi kau terlalu menonjolkan diri melebihi fitrahmu sebagai seorang istri,
dan lain hal yang pastinya hanya kau dan suamimu sendiri yang tahu, maka berkomunikasilah..
Saran
mbah, mulai sekarang belajarlah melihat dan memahami segala sesuatu dari sisi
pandang yang lain. Dari masalahmu ini kamu bisa mulai melebarkan pandanganmu
meluaskan pemahamanmu soal hubungan antara pria dan wanita. Dalam pernikahan bukan
melulu soal romantika yang menjamin keteduhan. Tapi ada yang namanya hubungan dan
adab antar suami dan istri.
Lebih
dari itu, kau datang kesini membawa sebuah masalah. Dalam perjalananmu kesini,
dalam prosesmu mencari pemecahan masalah, kau tidak boleh menambah masalah baru
lagi. Kau bisa mulai memikirkan dan menikmati hal-hal baru yang kau temui. Keindahan
alam di sini, berbagai macam orang yang kau temui di perkampungan bawah sana
tadi, dan juga pengalaman-pengalaman baru yang tidak terduga, itulah yang
disebut hikmah pasti ada dari setiap masalah!.
Mbah
yakin rumah tanggamu masih bisa dibenahi kembali, bila ternyata keyakinan mbah
salah, dan suamimu memilih berpaling darimu selamanya, maka kau tidak boleh
mengutuk kehidupan. Kau harus belajar darinya”.
No comments:
Post a Comment