Bila ada yang lebih mengagetkan dari suara
halilintar di siang yang terik, ialah kau mendengar kabar bahwa kekasih hati
yang selama ini hidup bersamamu tiba-tiba memutuskan pergi untuk hidup bersama orang
lain, benar bukan?. Setidaknya begitulah bagi Ami, seorang ibu yang kini mau
tidak mau harus rela melepas suaminya menjadi pasangan hidup bagi ibu yang lain.
Ami adalah wanita seperti kebanyakan
lainnya. Menghabiskan masa kecil bersua dengan teman-teman seusianya, melewati
masa puber kesengsem kepada beberapa laki-laki idamannya, kemudian memutuskan
menikah dengan seorang pria yang dicintainya dan lengkaplah peran ia sebagai
wanita setelah menjadi seorang ibu walau di usia yang relatif masih belia—17 tahun.
Hingga pada suatu ketika kehidupan
rumah tangganya hari demi hari dirasa menjadi berbeda dari cerita kehidupan rumah
tangga orang di sekitar yang menurutnya “normal”. Bagaimana tidak, Ami dan
suaminya harus “ngumpet” bahkan rela membayar sewa kamar hotel hanya untuk melakukan
apa yang memang harus dilakukan oleh suami istri, jelas-jelas mereka sudah menikah
secara resmi dan memiliki seorang anak, semua orang tahu.
Rentetan keganjilan-keganjilan dalam pernikahan
Ami tersebut sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, tapi ia berusaha
berdamai dengan itu semua, menganggap itu hanyalah bagian dari dinamika berkeluarga
dan berumah tangga. Yang sama sekali tidak ia sangka adalah kini rumah
tangganya harus berakhir dengan kisah memilukan, perjuangannya selama ini harus
kandas, mau tidak mau!
Lewat jari penulis, ia ingin kisahnya
diabadikan. Entah untuk apa tentu hanya Tuhan dan ia sendiri yang tahu. Sebagai
penulis saya hanya bisa menerka, mencoba memahami rasa, dan menyajikan “kisah
nyata ini” nanti agar tidak hanya menjadi sebuah bacaan, melainkan bisa menjadi
pembelajaran.
Kisah ini bermula pada 8 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun…
BERSAMBUNG …
No comments:
Post a Comment