Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Sunday, March 21, 2021

Cara Melihat Masalah dari Berbagai Sudut Pandang

 


Setiap manusia yang masih bernafas pastilah akan berhadapan dengan masalah, entah itu masalah jangka pendek seperti kondisi paru-paru dan ketersediaan oksigen di dalam ruangan, masalah jangka menengah tentang kualitas udara di lingkungan, ataukah masalah jangka panjang soal pepohonan yang semakin hari-hari semakin berkurang di dunia ini. Hallah.., kok kesannya malah mendramatisir gitu ya..,

Oke, to the poin saja, Tema yang akan kita bahas kali ini adalah perihal masalah, berbicara soal masalah yang paling dasar adalah masalah pribadi, kemudian masalah dengan orang lain, dan yang lebih besar nan luas lagi masalah dengan lingkungan.

Pertama, masalah pribadi. Masalah pribadi adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan diri kita sendiri, seperti masalah kesehatan, masalah finansial, masalah pubertas, masalah jati diri, masalah emosional, dan lain-lain yang tidak ada hubungannya dengan siapapun atau apapun. Meskipun masalah ini bersifat pribadi, tapi ada baiknya bila kita bisa melihat masalah tersebut bukan hanya dari satu sudut pandang saja.  Misalnya, masalah kesehatan. Biasanya seringkali kita melihat masalah kesehatan hanya dari sudut pandang medis saja. Sebab akibat yang kita ukur hanya seputar pada bidang ilmu kesehatan kekinian, kita sering lupa menilik bahwa ada dimensi-dimensi ilmu lain yang bisa kita pakai untuk meneropong jasad fisik kita ini. Padahal di luar kaca mata medis ada kaca mata lain yang bisa kita pakai, misalnya kaca mata kerohanian. Bahwa sebab sakit dan sehat tidak melulu berkaitan dengan bakteri, virus, makanan yang selektif, pola hidup sehat, dan lain sebagainya.

Semua hal berkaitan dengan biologis patut kita perhatikan, tapi jangan sampai kita mengabaikan hal-hal yang bersifat metafisik. Misalnya dengan tetap menjaga pikiran yang positif dan suasana hati yang semeleh. Percaya atau tidak itu sangat berkaitan dengan kesehatan kita karena tubuh ini pada hakekatnya dikendalikan oleh jiwa. Jiwa atau psikis yang sakit pasti akan membuat jasad kita lama-lama tersakiti, penyakit satu persatu akan menghinggapi.

Kemudian masalah finansial misalnya, kita seringkali menganggap hidup kita ini apes dan bermasalah ketika finansial tidak seperti yang kita harapkan. Bila hanya melihat dari sudut pandang duniawi saja ya memang benar bahwa kita memang bermasalah, tapi bila kita mau melihat dari sudut pandang yang lain, misalnya kita bisa berandai-andai perbuatan sia-sia atau perilaku apa saja yang terlewatkan karena batal terlaksana sebab kita tidak sedang memiliki uang berlebih. Tentunya kita pasti memiliki keinginan ingin membeli dan ingin melakukan ini dan itu, berhubung kita tidak memiliki uang maka tidak terlaksana, dan belakangan kita menyadari bahwa hal-hal yang kita ingini sebelumnya itu ternyata hal yang sama sekali tidak penting.

Kedua, masalah dengan orang lain. Masalah lapis kedua ini tentu akan lebih rumit dibanding masalah pribadi. Pada masalah ini kita dihadapkan pada dimensi pemahama dan dimensi peristiwa yang saling tumpang tindih. Sebagai contoh bila kita sedang berselisih paham dengan orang lain bahkan sampai berdebat, lebih-lebih sampai bertengkar. Pada masalah ini bisa jadi kita yang memang salah dalam memahami perkataan orang lain, kita terlalu egois, emosional, dan bersikap kaku. Mungkin saja ada sebab kondisional yang kita alami, berlaku juga pada lawan kita, bisa jadi orang yang sedang berselisih dengan kita juga sedang mengalami anomali psikis. Lebih-lebih bila ternyata ada pihak ketiga yang sedang mengadu domba. Jadi kita harus memproyeksikan segala kemungkinan yang terjadi, dengan begitu kita akan bisa lebih luwes menghadapi orang lain.

Ketiga, masalah dengan lingkungan. Masalah dengan lingkungan baik lingkungan kecil maupun yang lebih besar lagi adalah masalah yang tiada akan selesai. Belum lagi kita secara pribadi bisa menerima apa yang ada dan apa yang terjadi, ditambah lagi orang lain yang jamak jumlahnya, dan masing-masing antara orang satu dengan yang lainnya pastilah memiliki interaksi masalah yang sama kompleksnya. Sebagai contoh, bila ada suatu fenomena sosial atau budaya di masyarakat kita. Kita sebagai individu memiliki sebuah pandangan, pandangan kita bisa jadi sama atau sepaham dengan beberapa orang, namun sikap yang diambil oleh orang lain yang sepaham dengan kita itu sudah pasti akan berbeda, karena mereka juga sedang berkompromi dengan pandangan orang lain.

Sebuah lingkungan sosial laksana puzzle yang saling berkaitan. Keping yang satu cocok dengan yang sebelahnya namun tidak akan cocok dengan keping yang lain, namun ketika disatukan akan membentuk satu bidang yang utuh.

Setelah kita bisa menerima bahwa ada berbagai sudut pandang yang tidak terbatas dalam melihat sebuah masalah, kita masih dihadapkan lagi pada kenyataan bahwa sudut pandang hanyalah bentuk kecil dari realitas kehidupan manusia. Di luar realitas yang lazim dialami manusia ada realitas lain yang juga tidak terbatas. Kesadaran akan benar salah bisa jadi hanya sebuah ilusi, maka tidak ada lain kita harus menerima setidaknya meyakini bahwa suatu masalah sebenarnya bisa jadi bukanlan sebuah masalah.

No comments:

Post a Comment