Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Tuesday, December 16, 2014

Kisah SMA versus Sarjana

Suatu siang di sebuah taman kota seorang pemuda sedang duduk termenung di bawah pohon yang rindang.  Dari kejauhan tampak seorang laki-laki setengah baya berjalan-jalan mengelilingi taman, dari penampilannya yang rapi, memakai sepatu, jas,dan berdasi tampaknya dia seorang pekerja kantoran.




Hai anak muda, sedang apa kau melamun di sini, sapa laki-laki berdasi tadi ketika melintas dekat anak muda yang berkaos oblong dan bersandal jepit itu.
“oh, ini om lagi santai aja, menghilangkan penat di kepala”
“ mikirin apa memang ? “, (sambil ikut duduk di sebelah pemuda tadi), pasti lagi bingung mikir cari kerjaan “ hahaha
“ haha, enggak juga kok om, om ini sok tahu banget, kenal aja enggak, ketemu belum ada 1 menit kan”
“sudah…, biasa saja, santai…” (dengan gaya berwibawa om-om berdasi tadi menepuk-nepuk pundak pemuda yang sepantaran anaknya itu), “tampang seperti kamu ini pasti pengangguran, iya kan ?, kebetulan saya lagi cari orang untuk kerja di kantor saya, gimana kamu mau ?”
“hahaha, saya memang banyak nganggurnya om, tapi bukan berarti saya pengangguran”
“sudah… nggak usah malu-malu, ijasah kamu apa anak muda?”
“ijasah saya SMA om”
“waduh…, sayang banget nak, ijasah kamu rendah gitu, coba kalau kamu SARJANA, pasti dapat posisi kerja yang uenak, gaji juga gede, seperti saya”
“emang gajinya berapa om?, lha terus kalau cuma SMA kayak saya kerjanya di posisi apa? “
“kerja saya enak, masuk jam 9 pulang jam 3, jabatan saya menejer, gaji 4 JUTA perbulan.  Kalau kamu mau kerja nanti saya masukkan jadi OB (office Boy) soalnya kamu cuma lulus SMA sih”
“waduh…, sory banget om, saya nggak bisa ikut kerja sampeyan, soalnya saya lagi ada proyek”
“Halah, gayamu bicara proyek, kayak pengusaha aja, memang biasanya kamu kerja apa anak muda ?”
“saya nggak pernah kerja om, cuma ngurus 3 macam usaha aja”
Pertama, ngurus USAHA KECIL-KECILAN, saya jualan ayam goreng di pinggir jalan, saya suruh keponakan yang jagain, saya cuma ngontrol aja kadang-kadang kalau ada bahan yang habis, laba bersih per-bulan 1,5 – 2 Juta.

Kedua, ngurus USAHA SEDENG-SEDENGAN, produksi kripik sama krupuk. Bapak ibu dan beberapa orang tetangga saya minta produksi, saya tinggal nganter ke beberapa distributor jajanan, laba bersih per bulan lebih kurang 10 juta.

Ketiga, ngurus USAHA GEDE-GEDEAN, kalau lagi nggak males saya buka laptop, pesbukan, twiteran, nyambi jadi makelar tanah dan property lewat internet.  Kalau lagi untung dapet pembeli bisa dapat komisi antara 15 – 50 JUTA (tergantung harga objek yang dijual), selama ini, kurang lebih 2 tahun rata-rata 1 bulan saya bisa dapat pembeli 2 – 4 orang.
Jadi mohon maaf banget om saya nggak bisa nerima ajakan bapak untuk jadi pegawai kantoran.

Karna saking MALU nya si om tadi dengan pemuda barusan dia langsung pergi “ngunyur” tanpa pamit, mungkin juga perutnya tiba-tiba mules.

KESIMPULAN :
Silahkan pembaca yang budiman simpulkan sendiri intisari dari kisah SMA Vs Sarjana di atas,  yang pasti kesimpulan umumnya adalah : Ijazah tinggi memang memudahkan kita untuk mendapatkan kerja (di tempat kerja yang mematok standar strata pendidikan), terlepas tujuan pendidikan itu membangung SDM dan pola pikir.  Namun kalau substansi kerja adalah berorientasi pada 1 tujuan yakni “PENGHASILAN” maka tidak ada dikotomi antara yang Sarjana dan yang bukan sarjana,  bahkan yang hanya lulus SD saja pun bisa berpenghasilan yang tak terhingga.
Pendidikan adalah hal yang sangat penting, namun perlu kita menata mainset berfikir kita bahwa pendidikan tidak hanya didapat dari sekolahan, di jalanan juga dapat kita memungut pengetahuan.  Kesadaran berfikir tidak hanya berasal dari dosen filsafat di kampus-kampus, saat merenung di dalam kakus pun kita seyognya dapat menelaah hal-hal yang jelek atau bagus.

AIF.

No comments:

Post a Comment