Sisi Pandang Lain

Memahami Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Wednesday, September 24, 2014

MAKALAH BAHASA INDONESIA : Puisi, Prosa, dan Pantun


Keberadaan  manusia didalam  karya sastra menarik untuk dikaji mengingat kedudukanya sebagai subyek sekaligus sebagai objek. Sebagai subjek artinya hanya manusia yang menghasilkan karya sastra, sebaliknya manusia juga menjadi objek (materi) karangan sastradengan manusia tidak mungkin dipisahkan oleh karena itulah, muncul batasan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide dan semangat




PUISI, PROSA, DAN PANTUN

M A K A L A H


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas XI

Guru Pembimbing : ....................................









Diusun Oleh :
1.     ..............................
2.     ..............................
3.     .................................




 

MADRASAH ALIYAH .................................
TAHUN PELJARAN

 




Kata Pengantar

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menjalankan aktifitas dengan baik dan bermanfaat untuk sesama. dan yang telah memberikan kecerdasan sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi agama, bangsa dan tanah air. Shalawat dan salam juga tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarganya yang kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumul kiamah.
Kemudian dengan selesainya makalah yang penulis buat. Kami mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu Bapak Sarwi, S.Pd.I yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini dan juga kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini hingga dapat bermanfaat pula bagi seluruh kalangan masyarakat.


Lahar,     Desember 2013


Penulis













 DAFTAR ISI
                                                                                                                                       
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................            i
KATA PENGANTAR .............................................................................................           ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................          iii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ....................................................................................................           1
B.  Perumusan Masalah .............................................................................................           1
C.  Tujuan Penulisan  ................................................................................................           1

BAB II PEMBAHASAN
A. Memahami Puisi, Prosa, dan Pantun ....................................................................           2
B. Menjelaskan Tata Cara Mengubah Puisi Dalam Bentuk Prosa.............................           5
C. Menulis Puis yang Baik dan Benar ......................................................................           7

BAB III PENUTUP
Kesimpulan .........................................................................................................         10


Daftar Pustaka





BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar belakang
Keberadaan  manusia didalam  karya sastra menarik untuk dikaji mengingat kedudukanya sebagai subyek sekaligus sebagai objek. Sebagai subjek artinya hanya manusia yang menghasilkan karya sastra, sebaliknya manusia juga menjadi objek (materi) karangan sastradengan manusia tidak mungkin dipisahkan oleh karena itulah, muncul batasan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide dan semangat
Dan lebih-lebih sastra diajarkan sejak dari  sekolah dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi oleh karena itu kita harus memberikan sesuatu yang bias membuat sastra tidak menjadi hal yang sulit untuk dipelajari oleh semua orang. Juga tulisan sastra akan bias dinikmati dan karangan sastra yang dapat dinikmati adalah puisi, sastra, dan pantun
Maka dengan makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana memahami puisi, prosa dan pantun. Bagaimana tata cara menulis puisi, prosa dan pantun dan juga penulis disini membantu mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai pada pembukaan UUD1945 alenia ke-4 dan juga makalah ini disusun dari berbagai macam persepektif dari perbedaan pandangan dari semua orang tetapi perbedaan itulah menjadi faktor yang cenderung sangat baik untuk kemajuan manusia itu sendiri.

B.     Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas penulis tentang makalah puisi, prosa dan pantun  adalah sebagai berikut:
a.       Apa yang dimaksud dengan puisi, prosa dan pantun?
b.      Bagaimana cara mengubah puisi dalam bentuk prosa?
c.       Bagaimana cara menulis puisi dan pantun yang baik?

C.   Tujuan
a.   Menjelaskan apa itu puisi, prosa dan pantun
b.   Menjelaskan tata cara mengubah puisi dalam bentuk prosa
c.   menjelaskan tata cara menulis puisi dan pantun yang baik


BAB II
PEMBAHASAN

a. Memahami puisi, prosa dan pantun
a.1   Memahami Puisi
              Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
Jadi dari definisi diatas dapat kita tarik benang merah yaitu Puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
         RAGAM DAN JENIS PUISI
 PUISI LAMA
Ciri-ciri puisi lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Yang termasuk puisi lama adalah:
  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
  • Seloka adalah pantun berkait.
  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
  • Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
  • Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

a.2 Memahami Prosa
Menurut (Ardi yudi Pradana) Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah  prosa bahasa  indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi  empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.

a.3 Memahami Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun".  Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).  Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Secara umum, ciri – ciri pantun sebagai berikut :
1. Tiap bait  terdiri atas 4 baris (larik)
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
3. Bersajak silang (a-b-a-b) dan ( a-a-a-a)
4. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.

Bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan isinya pantun dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti pantun nasehat, pantun agama, pantun muda, pantun dagang, pantun anak,  pantun jenaka dan pantun teka-teki.

b.  Menjelaskan tata cara mengubah puisi dalam bentuk prosa
Mengubah Puisi ke dalam bentuk Prosa atau disebut parafrase. Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa). Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. Lebih mudahnya parafrase puisi adalah memprosakan puisi. Perlu diketahui bahwa parafrase merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian, memparafrasekan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi.

Berikut ini langkah-langkah parafrase puisi :
1. Bacalah puisi berkali-kali hingga kamu paham akan isinya.
2.Tambahkan kata-kata atau tanda baca-tanda baca yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat, penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi puisi. Penambahan kata-kata atau tanda baca ditulis dalam tanda kurung.
3. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke dalam bentuk prosa.
Contoh :

MENYESAL
Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi,
Sekarang petang datang membayang,
Batang usiaku sudah tinggi.
Aku lalai di hari pagi,
Beta lengah di masa muda,
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu,miskin harta.
Ah,apa guna kusesalkan,
Menyesal tua tiada,berguna,
Hanya menambah luka sukma.
Kepada yang muda kuharapkan,
Atur barisan di hari pagi,
Menuju kearah padang bakti.
a.       Mencari Arti Kata yang Sulit.

Hilang : tidak ada lagi/lenyap/tidak kelihatan.
Melayang : pergi jauh terbang / hilang.
Petang : waktu dudah tengah hari.
Membayang : kelihatan seperti bayang-bayang/kelihatan samar-samar.
Batang : bangkai/mayat/ia telah menjadi
Lalai : kurang hati-hati/ tidak mengindahkan.
Lengah : bermalas-malas.
Beta : aku/saya.
Meracun hati : penuh derita/tidak bahagia.
Luka sukma : sakit hati.
Atur barisan : Merencanakan segala sesuatu mulai sekarang.
Padang bakti : tempat yang di hormati.

b.      Parafrasa Terikat
             
              MENYESAL

(Kini) Pagiku Hilang Sudah Melayang (entah kemana).
(Sekarang) Hari Mudaku Sudah Pergi (jauh tak kan pernah kembali).
Kini (hanya) Petang (yang) Datang Membayangi (alam pikiranku).
(Yang kini) Batang Usiaku Sudah (mulai) Tinggi.
(Dulu) Aku Lalai di Hari Pagi,
(Karena) Beta Lengah di Masa Muda (yang masih suka bermalas-malasan).
(Hingga) Kini Hidup (menjadi) Peracun Hati (tak bias berbuat apa-apa lagi).

c.   Menulis puisi yang baik dan benar
c.1 Menulis puisi yang baik dan benar

            Sebenarnya Ada beberapa cara yang mudah dan bisa digunakan untuk mengasah keterampilan kamu saat menulis puisi yang baik dan benar. Contohnya Puisi dapat ditulis berdasarkan catatan harian, cara ini tergolong mudah karena kamu bisa membuat serta merangkai kata dengan mudah menggunakan isi catatan harian yang kamu miliki. Untuk cara menulis puisi berdasarkan catatan harian, berikut ini langkah-langkahnya :

1. Pertama kali, kamu baca dan renungkan isi catatan harian yang kamu miliki.
2. Kemudian, hapus atau coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan kata-kata yang  menurut kamu menarik untuk disertakan.
3. Hapuslah baris-baris yang menurut kamu tidak penting.
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah kamu pilih.
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris tadi.
6. Untuk langkah terakhir, suntinglah kembali baris-baris tadi sehingga menjadi baris-baris puisi yang menarik.
Contoh Puisi
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

c.2     Menulis pantun yang baik dan benar

          Sajak baris pertama pantun sama dengan sajak akhir baris ketiga. Begitu pula sajak akhir baris kedua sama dengan sajak akhir baris keempat. Pantun yang rumpang dapat kita lengkapi dengan sampiran atau isi yang tepat. Dalam menulis baris pantun harus diperhatikan sajak yang terdapat dalam pantun.

Contoh :
Jalan-jalan dekat pohon, (akhir baris adalah hon )
tempat indah hijau rumput ( akhir baris ut )
Maka isi yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah :
Pada Tuhan kita memohon,
sesuai ajaran yang kita anut


Dibawah ini adalah jenis-jenis pantun dan contohnya

1.  Pantun Nasihat

Pantun nasehat merupakan rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik.
  • Manis jangan lekas ditelan
  • Pahit jangan lekas dimuntahkan
  • Mati semut karena manisan
  • Manis itu bahaya makanan.
  • Di tepi kali saya menyinggah
  • Menghilang penat menahan jerat
  • Orang tua jangan disanggah
  • Agar selamat dunia akhirat
  • Pinang muda dibelah dua
  • Anak burung mati diranggah
  • Dari muda sampai ke tua
  • Ajaran baik jangan diubah
2  Pantun Muda
Pantun muda adalah pantun yang diperuntukan bagi kaum muda (remaja), sehingga pantun muda ini biasanya berhubungan dengan masalah cinta.
  • Walaupun enak makan dengan bakwan
  • Lebih enak makan dengan tahu
  • Walaupun enak jalan dengan teman
  • Lebih enak jalan dengan kamu
  • Manis manis sekepal gula
  • Lebih manis sesendok madu
  • Manis manis senyum si janda
  • Lebih manis senyum bibirmu
  • Ayam boleh, ikan pun boleh
  • Yang penting ada nasinya
  • Hitam boleh, Putih pun boleh
  • Yang penting baik hatinya



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
          Berdasarkan penjelasan tentang puisi, prosa dan pantun diatas dapat kita tarik benang merah yaitu kesimpulan berbagai cara supaya lebih mudah untuk memahami dan menulis sebuah puisi, prosa dan pantun itu mudah dan menyenangkan sehingga tulisan dari penulis diatas dapat bermanfaat untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Terlepas dari itu kita hendaknya teliti dalam meningkatkan penulisan suatu karangan baik puisi, prosa dan pantun. Sehingga penulisan karya sastra tidak menyalahi tata cara penulisan dalam karya sastra bahasa Indonesia.
            Demikian uraian dari kami semoga makalah ini sekiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatianya 


Daftar Pustaka

http://syamarjen.blogspot.com/2013/02/makalah-puisi-prosa-dan-pantun.html



KUMPULAN MAKALAH KLIK DI SINI



No comments:

Post a Comment