Serius !
tulisan ini saya tulis buat tanpa ada tendensi apapun, bukan dengan maksud nyinyir
atau sok cool, tapi jujur saya mempertanyakan sebuah film yang dibintangi Nicholas
Saputra tersebut, kenapa begitu menyedot perhatian banyak manusia Indonesia.
Saya pernah
menyaksikan film AADC satu kali, itu karna seorang teman maniak film yang
tiba-tiba datang dan maksain nyolokin flashdisknya ke laptop saya, dan dengan
sedikit persuasi plus intimidasi berhasil memaksa saya menyudahi menonton film
Soe Hok Gie yang sama-sama diperankan oleh Nicholas Saputra dan malah ikut
menyaksikan film AADC yang sudah jadul (karna saya menonton AADC baru tahun
2014 kemarin).
Konon,
film fenomenal yang dirilis tahun 2002 itu sukses besar dan disebut-sebut
sebagai awal kebangkitan perfileman di Indonesia, itulah yang dikatakan teman
saya sehingga ia tidak bosan-bosannya menonton film percintaan tersebut
berpuluh-puluh kali walau dalam format MP4.
Saya sendiri
juga penggemar film, tidak ada gender khusus yang saya sukai, saya menyukai
semua gender film asalkan dari film itu dapat membekaskan sebuah pesan sosial
moral untuk penontonnya seperti film laskar pelangi atau Soe Hok Gie. Sedangkan untuk film film yang ringan saya
lebih memilih menikmati film animasi macam “Finding Nemo” atau “Big Hero”
daripada harus menyaksikan film tema percintaan yang kerap menghebohkan negri
Jaya Dwipa ini.
Entah karna
saya yang terlalu bebal atau kurang cerdas sehingga saya tidak bisa menikmati
dan mengambil pelajaran dari film se-heboh AADC yang jelas bagi saya film
tersebut “tidak seharusnya” disikapi dengan euphoria yang berlebihan dan
mengarah ke heboh.
Dan sekarang
lagi-lagi heboh kabar berita baik di TV maupun di media online soal dirilisnya
film “kondang” itu. Saya menjadi geli sendiri memikirnya.
Kalaupun ada
kata-kata yang tajam dalam dialog atau puisi-puisi yang diekspos dalam film tersebut
bagi saya biasa-bisa saja, masih lebih menarik dan membekas kata-kata atau
ungkapan sehari-hari dari “serial TV garapan Marvel dan DC. Meskipun dari
tokoh-tokoh antagonis pun kerap kali keluar petuah-petuah yang serasa “mak
jleb” di hati.
“
Lebih baik berjalan dalam gelap dengan seorang teman, daripada berjalan
sendirian dalam terannya lampu “
(diucapkan
oleh penguin seorang kepala geng dalam serial Gotham)
Bruce Wayne
memprotes “kenapa pintunya dikunci” ?
Alfred sang
pelayannya menjawab “itulah gunanya pintu”
Dengan kata lain
Alfred menegaskan bahwa tak perlu kita mempertanyakan alasan dari sesuatu yang
kita semestinya sudah tahu jawabannya
( serial Gotham)
( serial Gotham)
Kegilaan adalah
melakukan hal yang sama terus menerus
dengan mengharapkan
hasil yang berbeda
( Diucapkan oleh
Felicity Smoak dalam serial Green Arrow)
Di atas contoh kecil saja, bagi saya AADC 1 ataupun 2 tak
ada apa-apanya.
No comments:
Post a Comment