Dewasa ini dunia pendidikan semakin mendapat perhatian pemerintah, karna
kita semua mulai sadar bahwa pendidikan yang akan membentuk kwalitas SDM adalah
kunci utama dari pembangunan bangsa.
Bayangkan !! di bebarapa sekolah di sebuah desa XXXXX ( INI FAKTA), siswa kelas 2 (DUA) SD diberi tugas untuk
membuat kliping gambar-gambar rumah dan pakaian adat dari seluruh Indonesia,
dan juga kliping-kliping lain. Sering
juga guru memberi PR beberapa puluh pertanyaan dan murid yang notabene masih
duduk di kelas “rendah” tersebut diminta untuk mencari jawabannya di google. Apa
guru tersebut “sakit” sampai tidak bisa menyadari bahwa tugas tersebut
nonsense, TERPAKSA akhirnya orang tuanya lah yang pontang panting kesana kemari
demi tugas anaknya kelar, karna anak kecil hanya tahu menangis bila sampai
deadline tugas dikumpulkan tapi tugasnya belum jadi. Apa mau guru tersebut ? nyuruh anak didiknya
kluyuran ke warnet yang murid itu sendiri belum pernah pegang komputer ? atau
minta agar orang tuanya membelikan HP android agar bisa buka google ?
Di tingkat SMP, banyak saya menemui anak-anak yang mengeluh karna
banyaknya tugas untuk membuat Kliping, Makalah, Artikel, dll. LAGI-LAGI guru
menyuruh untuk mencari di internet. Saya pun kembali bertanya, apa sih
sebenarnya tujuannya, untuk mengenalkan anak didik kepada internet agar melek
teknologi dan nggak gaptek ? apa
pelajaran TIK belum cukup mengcover ?
Setelah tugas jadi, diprint out dan dijilid dengan rapi lalu apa ?? hanya
menumpuk entah di perpustakaan atau di gudang sekolah tanpa dicek dan dibaca
terlebih dahulu oleh gurunya. Berapa
uang yang akan terbuang sia-sia bila setiap pelajaran ada tugas cari materi di
internet dan diprintout ? kenapa saya
bilang ini sia-sia, karna yang terjadi kebanyakan anak hanya copy paste, atau
minta tolong kepada yang jaga warnet untuk mencarikan tugas tersebut. Saya ragu
bila anak-anak akan membaca dan mencermati kalimat demi kalimat dari tugas
printout tersebut. Kalaupun ada hanya sedikit sekali anak yang dengan senang
hati melakukannya.
Lain lagi di tingkat SMA/SMK, ada oknum guru di sebuah SMA Negeri yang
menipu muridnya, sekali lagi yang saya tulis ini adalah FAKTA yang saya
saksiksan sendiri. Bagaimana kronologi penipuan tersebut ?
Suatu waktu seorang oknum guru memberi tugas individu kepada semua
muridnya yang terbagi atas banyak kelas, kelas A sampai F, dengan rata-rata
murid 30 per kelas. Murid diberi tugas
yang sangat sederhana, namun tugas tersebut harus dikumpulkan dalam bentuk
compact disk (DVD RW). Sekilas
penjelasan bagi yang belum tahu, keping CD atau DVD ada dua jenis, yang biasa
dan yang ada tambahan RW di belakangnya, singkatan dari REWRITABLE, yang
artinya setelah diisi data akan bisa dihapus lagi dan jadi kosong seperti baru.
Saya pun bertanya kepada beberapa murid tersebut, apakah harus pakai DVD
RW apa bisa pakai CD biasa, mengingat harga DVD RW cukup mahal, sedangkan
ukuran file tugas tidak lebih dari 1 MB, dan kata beberapa murid itu
WAJIB pakai DVD RW. Lalu saya Tanya
lagi, apakah kalau tugas yang dikerjakan salah, DVD RW tersebut akan
dikembalikan lagi dan diminta untuk memperbaiki ? (karna saya menduga mungkin
inilah alasan guru meminta DVD RW agar murid cukup sekali saja membeli DVD dan
bisa digunakan selamanya)
Namun ternyata tidak, selama ini guru tidak pernah mengembalikan tugas
yang salah untuk diperbaiki. JENIUS SEKALI oknum guru ini, dari murid kelas A
sampai F akan dapat DVD RW gratis. Apalah mau dijual ? saya mencoba untuk tidak
berprasangka buruk. Namun secara LOGIKA jelas ini bentuk PEMBODOHAN kepada
murid, karna ketika saya tanya apakah murid tersebut mengetahui apa beda CD
biasa dengan DVD RW mereka tidak tahu, hanya dijelaskan saja oleh gurunya bahwa
DVD RW adalah yang lebih bagus dari CD biasa. Harusnya DVD RW tersebut
dikembalikan agar kelak bisa dipakai lagi, namun setelah beberapa minggu hingga
beberapa bulan ternyata tidak jelas nasib kepingan DVD tersebut. Ada lagi yang lebih parah, siswa diminta
untuk mengumpulkan flashdisk. Sebuah IRONI !
No comments:
Post a Comment