Lama sekali mimin tidak update nulis
di blog ini, langsung saja! Mimin akan sok menggurui kalian-kalian para jomblo
yang belum menikah. Yang sudah kedarung menikah juga tak apa kalo mau baca
opini ini, barangkali akan mendapat sisi pandang lain dari sebuah pernikahan.
Sesuai judul, jangan pernah
sekali-kali kalian menikah “hanya” karena cinta! Maksudnya apa sih?
Pernikahan adalah penyatuan antara dua
insan yang mana masing-masing memiliki watak, habbits, masa lalu dan pergaulan yang bisa jadi saling bertolak belakang. Lebih dari itu, dibelakang masing-masing ada keluarga, lingkungan, latar belakang sosial ekonomi yang
mau nggak mau turut terseret dalam pernikahan itu. Sudah bisa dipastikan
pernikahan yang “hanya didasari” cinta tidak akan mungkin bertahan.
Cinta yang dimaksud di sini adalah
cinta dalam pengertian sempit, yakni romantika antara pria dan wanita.
Bukan lagi sebuah rahasia, cinta
membuat seseorang buta dan tuli. Tidak butuh alasan untuk jatuh cinta. Tidak
peduli seperti apapun seseorang itu, ketika jatuh cinta ia terlihat sempurna
dan hanya ia yang harus dan pantas untuk dimiliki.
Kenapa banyak pasangan yang semasa
pacaran begitu romantis, serasi, sangat lengket, tapi tidak lama setelah
menikah akhirnya bercerai? YA! Jawabnya karena mereka pada awalnya hanya “saling
jatuh cinta”, bukan “saling mencintai”
Jatuh cinta adalah kecelakaan yang
tidak diinginkan, sementara mencintai adalah sebuah pilihan. Jatuh cinta hanya melibatkan
perasaan, sementara mencintai adalah perpaduan antara rasa dan logika.
Seperti yang sudah disinggung di awal,
menikah bukan hanya peristiwa bersatunya dua insan manusia, tetapi banyak
hal-hal lain yang menyertainya.
Ketika engkau memutuskan untuk
menikahi seseorang, engkau harus menerima segala hal dari pasanganmu. Keluarga,
lingkungan, strata sosial, dan keadaan ekonomi pasanganmu.
Bila alasanmu memutuskan hidup
bersama dengan pasanganmu hanyalah ego ingin memiliki yang kau bungkus dengan
kata cinta, maka bersiaplah kau akan menuai kekecewaan. Romantisme perlahan
memudar, hasrat tak lagi menggebu, tergantikan oleh problem-problem hidup
berkeluarga dan bermasyarakat.
Jauh-jauh hari sebelum engkau
memutuskan untuk menikah, seharusnya engkau sudah selesai dengan segala ekspektasi.
Kau harus sudah bisa menerima, meyakini,
dan menyadari bahwa pasanganmu dengan segala keadaan yang menyertainya adalah cocok
dan sesuai dengan hidupmu.
Kalaupun pada awalnya kalian saling
jatuh cinta, maka jangan sekali-kali hanya kerena cinta itu kalian memutuskan
menikah kemudian. Cinta hanyalah
jembatan, cinta hanyalah sebab kalian saling memperhatikan dan kemudan saling
mengenali semakin dalam.
Logikamu tidak boleh lumpuh dan mati
ketika jatuh cinta. Realita hidup tidak seindah dan senaif kisah-kisah di FTV
yang durasinya hanya satu jam setengah. Boleh
jadi kalian saling kesengsem, saling naksir, saling jatuh cinta. Tapi bukan
berarti jiwa kalian pasti bisa melengkapi satu sama lain bila ada jurang pemisah
yang sekira sulit untuk disatukan. Kalau sekira kalian yakin bahwa hanya bermodal
cinta itu kalian akan sanggup menjalani bahtera rumah tangga dengan segala
tetek mbengeknya, ya silahkan..., lakukan! Perjuangkan! Silahkan berjudi dengan
nasib. Semoga happy ending..
Alangkah bahagianya kalian, bila pada
awalnya saling jatuh cinta kemudian bisa saling menyeimbangkan rasa dan logika
untuk mantap ke jenjang pernikahan.
Maka, sekali lagi..
Jangan pernah menikah hanya karena jatuh
cinta! Tapi menikahlah karena kalian siap dan memilih untuk saling mencintai
pasanganmu dengan segala keadaannya. Berkomitmen bersama menghadapi segala
problematika rumah tangga.
No comments:
Post a Comment