Suatu siang datang seseorang dengan menggendong
anaknya yang masih batita, dengan antusias bertanya, foto ukuran segitu berapa
? sekalian figuranya berapa ? dibikin begini apakah bisa, begitu bisa ?, bla
bla bla dan seterusnya ...
Sebagai ”bakul” saya jawab saja secara normatif, namun gestur wajahnya
tampak kecewa setelah saya menyebutkan nominal 70 ribu, tidak secerah seperti
awal datang,, ”kok mahal ya...” nggak boleh kurang ? tanya dia..,,
”maaf pas” jawab saya (versi singkatnya), tentu saya menjelaskan dengan
sedikit tambahan olah kata ala bakul.
----NGGAK JADI BELI-----
Selang beberapa hari datang lagi, entah sengaja
datang ataukah sekedar lewat dan mampir (karna rumahnya tidak jauh dari tempat
saya) saya tidak tahu, yang pasti kedatangannya dengan maksud dan tujuan yang
sama yaitu soal Foto dan Pigura, namun kali ini dengan pembawaan agak basa
basi, saya pun menanggapi dengan basa basi pula.
----NGGAK JADI BELI-----
Beberapa minggu datang lagi, saya yakin dia udah
ngebet dan kepengin sekali punya foto dan pigura jumbo karna matanya tidak
pernah lepas dari beberapa sampel yang terpajang. Sambil menyuapi batitanya dia
pun berlalu,
----NGGAK JADI BELI-----
Setelah kurang lebih 2 bulan, datang lagi dan menanyakan harga, sayang
sekali saya bukan pemilik swalayan yang punya proram diskon 50 %,
”kapan-kapan saja kalau punya duit” jawabnya sambil berlalu...
....... jadi ia lagi-lagi kecewa dan tersiksa dengan uang 70 ribu saja, padahal banyak yang tidak se-KAYA dia dengan senang hati berdamai dengan harga 70 ribu.
....... jadi ia lagi-lagi kecewa dan tersiksa dengan uang 70 ribu saja, padahal banyak yang tidak se-KAYA dia dengan senang hati berdamai dengan harga 70 ribu.
Saya pun sempat melamun karnanya, apalah nilainya 70 ribu di jaman sekarang,
lebih-lebih baginya yang penghasilannya mungkin ada sekitar 7 juta perbulan...
Segitu takutnya kah kehilangan duit, walaupun itu untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkannya...
Mungkin inilah kesimpulannya : Kecintaan terhadap harta, justru akan
semakin membuat tersiksa, karna ketika tangan dan badan memeluk harta, di saat
yang sama tidak akan pernah bisa untuk memeluk sesuatu yang sebetulnya lebih
bermakna dan membuat bahagia.
No comments:
Post a Comment