Suatu siang di sebuah taman kota seorang pemuda sedang duduk termenung di
bawah pohon yang rindang. Dari kejauhan
tampak seorang laki-laki setengah baya berjalan-jalan mengelilingi taman, dari
penampilannya yang rapi, memakai sepatu, jas,dan berdasi tampaknya dia seorang
pekerja kantoran.
Hai anak muda, sedang apa kau melamun di sini, sapa laki-laki berdasi
tadi ketika melintas dekat anak muda yang berkaos oblong dan bersandal jepit
itu.
“oh, ini om lagi santai aja, menghilangkan penat di kepala”
“ mikirin apa memang ? “, (sambil ikut duduk di sebelah pemuda tadi),
pasti lagi bingung mikir cari kerjaan “ hahaha
“ haha, enggak juga kok om, om ini sok tahu banget, kenal aja enggak,
ketemu belum ada 1 menit kan”
“sudah…, biasa saja, santai…” (dengan gaya berwibawa om-om berdasi tadi
menepuk-nepuk pundak pemuda yang sepantaran anaknya itu), “tampang seperti kamu
ini pasti pengangguran, iya kan ?, kebetulan saya lagi cari orang untuk kerja
di kantor saya, gimana kamu mau ?”
“hahaha, saya memang banyak nganggurnya om, tapi bukan berarti saya
pengangguran”
“sudah… nggak usah malu-malu, ijasah kamu apa anak muda?”
“ijasah saya SMA om”
“waduh…, sayang banget nak, ijasah kamu rendah gitu, coba kalau kamu
SARJANA, pasti dapat posisi kerja yang uenak, gaji juga gede, seperti saya”
“emang gajinya berapa om?, lha terus kalau cuma SMA kayak saya kerjanya
di posisi apa? “
“kerja saya enak, masuk jam 9 pulang jam 3, jabatan saya menejer, gaji 4
JUTA perbulan. Kalau kamu mau kerja
nanti saya masukkan jadi OB (office Boy) soalnya kamu cuma lulus SMA sih”
“waduh…, sory banget om, saya nggak bisa ikut kerja sampeyan, soalnya
saya lagi ada proyek”
“Halah, gayamu bicara proyek, kayak pengusaha aja, memang biasanya kamu
kerja apa anak muda ?”
“saya nggak pernah kerja om, cuma ngurus 3 macam usaha aja”
Pertama, ngurus
USAHA KECIL-KECILAN, saya jualan ayam goreng di pinggir jalan, saya suruh
keponakan yang jagain, saya cuma ngontrol aja kadang-kadang kalau ada bahan
yang habis, laba bersih per-bulan 1,5 – 2 Juta.
Kedua, ngurus
USAHA SEDENG-SEDENGAN, produksi kripik sama krupuk. Bapak ibu dan beberapa
orang tetangga saya minta produksi, saya tinggal nganter ke beberapa
distributor jajanan, laba bersih per bulan lebih kurang 10 juta.
Ketiga, ngurus
USAHA GEDE-GEDEAN, kalau lagi nggak males saya buka laptop, pesbukan, twiteran,
nyambi jadi makelar tanah dan property lewat internet. Kalau lagi untung dapet pembeli bisa dapat
komisi antara 15 – 50 JUTA (tergantung harga objek yang dijual), selama ini,
kurang lebih 2 tahun rata-rata 1 bulan saya bisa dapat pembeli 2 – 4 orang.
Jadi mohon maaf
banget om saya nggak bisa nerima ajakan bapak untuk jadi pegawai kantoran.
Karna saking
MALU nya si om tadi dengan pemuda barusan dia langsung pergi “ngunyur” tanpa
pamit, mungkin juga perutnya tiba-tiba mules.
KESIMPULAN :
Silahkan pembaca
yang budiman simpulkan sendiri intisari dari kisah SMA Vs Sarjana di atas, yang pasti kesimpulan umumnya adalah : Ijazah
tinggi memang memudahkan kita untuk mendapatkan kerja (di tempat kerja yang
mematok standar strata pendidikan), terlepas tujuan pendidikan itu membangung
SDM dan pola pikir. Namun kalau
substansi kerja adalah berorientasi pada 1 tujuan yakni “PENGHASILAN” maka
tidak ada dikotomi antara yang Sarjana dan yang bukan sarjana, bahkan yang hanya lulus SD saja pun bisa
berpenghasilan yang tak terhingga.
Pendidikan
adalah hal yang sangat penting, namun perlu kita menata mainset berfikir kita
bahwa pendidikan tidak hanya didapat dari sekolahan, di jalanan juga dapat kita
memungut pengetahuan. Kesadaran berfikir
tidak hanya berasal dari dosen filsafat di kampus-kampus, saat merenung di
dalam kakus pun kita seyognya dapat menelaah hal-hal yang jelek atau bagus.
AIF.
No comments:
Post a Comment