Suatu pagi cerah, tanpa perlu dinarasikan pakai kicauan burung, mentari menyembul dari ufuk timur, dan udara yang belum ternodai asap kenalpot. Mark Zuckerberg si Bos perusahaan Facebook--sekarang sudah berganti juluk “Meta”, tengah menikmati scangkir kopi di pendopo depan rumah, tanpa diundang sekonyong-konyong datang si bosnya Tesla siapa lagi kalau bukan Elon Musk, mampir dari joging pagi
“Boleh gabung nggak bos?” tanya si Elon yang tiba-tiba
nyelonong duduk sambil tangannya nyamber ubi goreng yang masih anget
“Yaelah.., belagak basabasi ijin segala, oke mau apa?
To the poin aja!” Mark cepat-cepat narik piring ketela gorengnya dari jangkauan
Elon
“Jadi gini mark…”
Oh ya, obrolan antara Mark dan Elon ini tentu imajiner
aja ya.., lanjut….
“jadi gini Mark, gue mau nanya, tujuan proyek
Metaverse mu itu semata cari duit apa ada muatan niat lain? Demi membahagiakan
umat manusia misalnya”
“Hallah Lon-lon…, berlagak bodoh kau, sekarang saya
balik tanya, ambisimu buat bikin koloni di planet mars itu apa semata demi
menyelamatkan peradaban manusia? Aslinya cuma demi cuan kan?
“Wahahaha…, cocok dah! Pikiran kita emang sefrekuensi
Mark, pantas kita jadi orang terkaya di planet ini ya”
“Heh.. nggak boleh sombong gitu Lon…
Jadi gini mas Elon.., Metaverse itu nantinya akan jadi
surgawi tanpa manusia harus terlebih dahulu mati. Narkoba yang selama ini jadi komoditas
termahal, satu dekade lagi pasti tidak akan laku. Buat apa nyabu dan ngepil
kalau ada candu yang lebih syahdu, di metaverse manusia benar-benar serasa di
surga, mau apa aja, mau jadi apa aja, mau ngapain aja bisa bebas… los…!
Melalui seperangkat alat VR dan Nanochip yang disuntikkan
pada tengkuk, manusia akan bisa memasuki semesta baru yang segala konten di
dalamnya dapat mereka desain suka-suka. Mau punya rumah mewah bisa, mau punya
laut dan gunung pribadi bisa, mau ngoleksi bidadari juga bisa, pokoknya apa
yang selama ini cuma jadi angan-angan di metaverse mewujud jadi kenyataan!”
“Selama punya duit kan??” sahut Elon sambil nyeruput
kopi Mark yang sudah beberapa menit dibajak saat si empunya semangat sekali mempresentasikan
alam semesta baru ciptaannya.
“ Ya iya lah.., masak ada surga gratis..!, Tapi tentunya
akan lebih terjangkau ketimbang terbang ke Mars yang bisa-bisa malah kecemplung
lubang hitam.
Eh ngomong-ngomong gimana ntar cara hidup di sana Lon?
Beneran nanya nih gua, penasaran aja..”
“Yaa dalam waktu dekat nanti kami akan kirim pesawat
kargo luar angkasa dulu, ngangkut logistik buat bertahan hidup sekitar setahun,
lalu orang-orang terpilih yang sudah bosan hidup di bumi dan ingin coba cari
peruntungan nyusul lah ke Mars. Kemudian kita akan tinggal di tenda-tenda
portable yang canggih. Selain bercocok tanam kita juga akan melakukan teraforma
mengembang biakkan tanaman agar bisa memproduksi oksigen. Pokoknya seru deh,
kayak di filem-filem gitu lah! Ini tentu lebih menantang ketimbang metaverse, sebuah
kepalsuan yang beputar-putar di dalam otak manusia”, ejek Elon ke Mark dengan
mata berbinar-binar.
“Eh mas Elon, kita kan udah super kaya nih, harta kita
kayaknya nggak habis deh buat tujuh turunan. Kenapa kita nggak berbagi
kebahagiaan kasih cuan aja ya ke orang-orang miskin buat modal usaha, kan lebih
simple gitu ketimbang kita susah-susah ngembangin proyek gila yang ongkosnya
mahal, belum tentu juga balik modal lho..” usul Mark
“Yah…, orang-orang itu juga sama kayak kita kali..,
nggak ada kata puas! Itu watak bawaan manusia. Misal nih kita bikinkan mereka
rumah gratis, mereka pengin nambah punya sawah / kebun, sudah punya itu pengen
nambah lagi punya pulau pribadi, udah kesampaian lanjut pengen punya planet
atau dunia sendiri macam metaverse ciptaanmu itu. Percuma juga deh kita
bagi-bagi duit! Orang-orang yang mampu bersyukur pasti akan bisa berdamai
dengan kedaan macam apapun..”
“Lhoh-lhoh… tumben kok bisa mikir bijak kau Lon? Macam
netijen Indonesia aja kalau ngomentarin orang lain…, jangan-jangan habis cuan
gede dari koin kripto yang kau goreng ya?”
“ wkwkwkwk, tau aja kau Mark”
No comments:
Post a Comment